TRIBUNNEWS.COM - Kontroversi hasil calon Bintara Polri, Fahrifadillah Nur Rizky (21) akhirnya menemui titik terang.
Fahri sebelumnya mengaku kecewa dengan proses penerimaan Anggota Polri.
Ia mengaku telah lulus dan duduk di peringkat 35.
Sayangnya, nama Fahri tak tercantum untuk mengikuti pendidikan.
Pihak Polda Metro Jaya sudah menjelaskan, bahwa Fahri tak diloloskan karena tidak memenuhi syarat karena buta warna parsial.
Bahkan polisi juga menyebut Fahri lolos tes buta warna karena sudah menghafal buku tes.
Karena alasan ini, Anggota Komisi I DPR RI Hillary Brigitta Lasut terus memantau, apakah benar Fahri alami buta warna parsial.
Awalnya Hillary masih berusaha mempertahankan argumen Fahri dengan hasil second opinion rumah sakit lain.
Baca juga: Bantu Calon Bintara yang Tak Lolos karena Disebut Buta Warna, Hillary Lasut: Mohon Kebijakan Kapolri
Baca juga: Tes Online untuk Mengetahui Mata Mengalami Buta Warna atau Tidak
"Ranking 35/1200 membuktikan ia sebenarnya sangat capable, dan secara logika, argumentasi di mana ada dugaan menghafal jawaban test itu agak kurang bisa diterima, karena saya yakin test kesehatan mata ada standarisasi tertentu yang tidak akan semudah itu dihafal," ujarnya.
"Apabila dugaan menghafal jawaban test tidak dapat dibuktikan beyond reasonable doubt, seharusnya tidak itu tidak merubah nasib seseorang," kata Hillary.
Namun setelah perjalanan panjang, akhirnya Hillary mengungkap Fahri memang terbukti alami buta warna parsial.
Dalam unggahan terbarunya, @hillarybrigitta pada Kamis (2/6/2022) ia menuliskan bahwa proses rekrutmen Fahri sudah berjalan profesional.
Hillary juga menjelaskan Fahri perlu berpikir keras untuk menjawab dalam tes buta warna.
Kondisi ini belum bisa membawa Fahri untuk pendidikan menjadi anggota Polri.