TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golongan Karya, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pambangunan (PPP) mendorong terciptanya perubahan yang lebih baik, meneguhkan komitmen menuju Indonesia maju, dan menegaskan bahwa koalisi tiga partai ini masih sangat terbuka dengan kemungkinan bergabungnya partai politik lain karena membangun Indonesia tidaklah dapat dilakukan sendiri-sendiri.
Hal ini disampaikan dalam pidato Ketua Umum Golkar Dr. (H.C.) Ir. H. Airlangga Hartarto, MBA., MMT pada acara silaturahmi KIB di Jakarta, tanggal 4 Juni, 2022, yang juga dihadiri oleh Ketua Umum PAN H. Zulkifli Hasan, SE., MM, dan Ketua Umum PPP Dr. (HC). Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A.,
"Kami masing-masing memiliki visi dan misi partai. Kami memiliki pengalaman dalam pemerintahan. Dari berbagai pandangan dan pengamalan ini, tujuan kami sama, yakni menuju Indonesia maju," ujar Airlangga dalam acara silaturahmi yang dilaksanakan di restoran di Jakarta Selatan.
Baca juga: Jokowi Ogah Berkomentar Soal Rehuffle Kabinet
Turut hadir dalam acara silaturahmi seluruh jajaran pengurus partai anggota KIB, termasuk Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Wakil Ketua Umum, ketua DPP, DPD, DPW, DPC.
"Koalisi ini masih sangat terbuka dengan bergabungnya partai politik lain untuk bersama berjuang dalam perahu ini. Kami menyadari bahwa membangun bangsa ini tidaklah dapat dilakukan sendiri-sendiri," tambah Airlangga dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com.
Usaha bersama selama ini telah menghantarkan Indonesia kepada pencapaian-pencapaian yang langsung dapat dirasakan oleh masyarakat sampai di pedesaan.
Program stimulus fiskal terukur selama pandemi, kebijakan ekonomi yang tepat, program vaksinasi yang cepat, dan koordinasi yang baik dengan Bank Indonesia, telah membantu pertumbuhan ekonomi menjadi cepat pulih, inflasi terkendali, nilai tukar rupiah stabil, dan surplus neraca perdagangan yang melonjak tinggi.
Baca juga: Survei IPO: 57 Persen Pemilih Belum Tahu Jadwal Pemilu 2024
Daya beli konsumen yang juga tetap relatif stabil, program Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM yang meningkat terus, angka inklusi keuangan membaik terus, telah membantu menciptakan resiliensi ekonomi, sehingga memposisikan Indonesia menjadi lebih siap menghadapi situasi ekonomi global yang masih dihantui sejumlah ketidakpastian.
Kita ingin pertumbuhan ekonomi dan segala pencapaian ini dapat dirasakan oleh semua orang. Kita ingin kualitas pendidikan lebih berkualitas, pelayanan kesehatan yang lebih sempurna, dan masa depan yang lebih cerah, dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia.
Kita ingin lebih banyak pengemudi ojek dapat menyekolahkan anaknya sampai universitas. Kita ingin buruh pabrik dapat membiayai perawatan orang tuanya tanpa khawatir. Kita ingin karyawan toko dapat memiliki rumah agar dapat memulai keluarga kecilnya. Kita ingin para petani dan nelayan dapat mewariskan sawah, ladang, dan perahunya kepada anak-cucunya, dengan perasaan bangga, bahwa dari usaha inilah kita bisa sejahtera.
KIB Koalisi Pertama yang Dibentuk
KIB merupakan koalisi pertama yang dibentuk untuk menghadapi Pemilu 2024, dan mendapat sambutan sangat positif dari masyarakat sejak koalisi disepakati dan diumumkan pada 12 Mei lalu.
Ini terjadi di tengah aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya suasana politik yang sejuk dan santun dengan mengedepankan politik gagasan dan ide, sekalipun kompetisi politik merupakan sebuah keniscayaan dalam sistem demokrasi yang kita anut saat ini.
Diinisiasi oleh ketiga ketua umum partai politik, KIB bertujuan untuk duduk bersama, membahas dan menyusun strategi untuk kemenangan Pemilu 2024 (pemilihan presiden, legislatif, dan kepala daerah). KIB juga memiliki komitmen untuk mendukung, mengawal, dan mensukseskan Pemerintah Presiden Joko Widodo.
“KIB memiliki komunikasi yang baik dengan partai politik pendukung pemerintah lainnya – PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Nasdem – yang merupakan sahabat perjuangan kami dalam mensukseskan keberhasilan Pemerintahan Presiden Jokowi hingga tahun 2024,” tegas Airlangga.
KIB dibentuk cukup awal (dua tahun sebelum Pemilu atau kurang dari 1 ½ tahun sebelum pendaftaran calon pasangan capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum), dengan pertimbangan bahwa membangun politik persatuan membutuhkan proses yang tidak singkat.
“Membangun kesepahaman dan chemistry harus dari jauh-jauh hari agar kita dapat melangkah ke depan dengan satu irama dan frekuensi yang sama serta sejalan dalam membangun kemajuan Indonesia,” tambah Airlangga.
Membangun koalisi tidak bisa kita lakukan dalam suasana keterpaksaan dan keterdesakan.
Membangun kebersamaan politik harus dimulai dengan silaturahmi dan komunikasi yang intensif.