Faktor pembatas peningkatan kapasitas dapat dikelompokkan menjadi beberapa faktor, yaitu SDM, lahan, fasilitas pengolahan, sumber benih dan pemasaran produk.
“Untuk faktor lahan, lahan milik sendiri tidak cukup luas sedangkan untuk mitra harus melibatkan banyak petani kemudian sewanya yang menggunakan modal yang tinggi," sebutnya.
Direktur CV. Fiona Benih Mandiri Subang, Jawa Barat, H. Anam memaparkan CV. Fiona berdiri pada tahun 2007. Dalam perjalanannya mengalami masa jatuh bangun hingga pada tahun 2016 mulai menemukan pola-polanya dalam rangka ikhtiar bagaimana menguatkan usaha.
“Ketersediaan benih yang baik sangat tergantung pada penangkar. Untuk meningkatkan kualitas penangkar tentu harus ada gairah dan harapan dari usaha taninya. Kita mengambil cara bermitra dengan penangkar dengan menjamin tiga kepastian, yaitu hasil penangkarannya pasti dibeli, pasti dibayar, dan harganya sesuai," ungkap Anam.
Direktur PP. Kerja Boyolali, Jawa Tengah, Cipto Sarwadi menuturkan Program pembangunan pertanian dalam rangka ketahanan dan kemandirian pangan juga untuk peningkatan kesejahteraan petani memerlukan ketersediaan benih bagi petani sesuai dengan jumlah, mutu, varietas, waktu, lokasi dan harga yang terjangkau.
Pemanfaatan benih unggul dikalangan petani sejauh ini telah menunjukkan peningkatan sehingga diharapkan permintaan benih kedepan akan semakin meningkat. Keberadaan industri perbenihan menjadi sangat penting untuk menjamin ketersediaan benih unggul bagi petani.
“Dengan peningkatan kemampuan kapasitas penangkar akan menghasilkan benih unggul bermutu tinggi sehingga keberlangsungan usaha penangkaran benih dapat dicapai. Kerjasama dalam penangkaran benih itu lebih menguntungan dibanding dengan produksi beras," tutur Cipto.(*)