TRIBUNNEWS.COM - Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa masuk menjadi satu di antara kandidat calon presiden (capres) dari Partai NasDem.
Selain Andika Perkasa, dua sosok lain yang turut menjadi kandidat capres adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Pemilihan ketiga sosok ini disampaikan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (17/6/2022).
Nantinya, Surya Paloh akan mengerucutkan satu nama dari ketiga sosok tersebut untuk diusung sebagai capres definitif dari NasDem.
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Masuk Kandidat Capres dari NasDem, Ini Profil dan Rekam Jejak Panglima TNI
Baca juga: Harta Kekayaan Tiga Bakal Capres Nasdem: Ganjar, Andika Perkasa dan Anies, Andika Paling Kaya
Lantas, bagaimana peluang Jenderal Andika untuk menjadi capres pada Pilpres 2024?
Sejak beberapa waktu belakangan, nama Andika Perkasa memang tengah dikaitkan dengan Pilpres 2024.
Bahkan banyak pihak mendorong agar Panglima TNI itu agar maju sebagai calon presiden.
Alasannya, menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono itu memiliki elektabilitas di beberapa lembaga survei.
Satu di antaranya survei capres yang dirilis oleh lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Oktober 2021.
Dikutip dari kompas.tv, dalam model survei semi terbuka dengan daftar 42 nama, Andika Perkasa mendapat dukungan 0,7 persen dari responden.
Nilai tersebut sama yang didapat Menteri Keuangan Sri Mulyani, tapi masih di atas 0,1 persen dari Puan Maharani.
Namun dukungan responden terhadap Andika masih di atas nama-nama besar, misalnya Luhut Binsar Panjaitan yang mendapat 0,4 persen pemilih.
Kemudian dalam survei tertutup dengan 15 nama capres, nama Andika Perkasa masih mendapat kenaikan dukungan menjadi 1,0 persen.
Angka tersebut masih di atas Kepala BIN Budi Gunawan 0,6 dan Airlangga Hartarto 0,5.