Kariernya semakin melesat ketika pada tahun 1969-1973 diangkat menjadi Kepala Divisi Metode dan Teknologi di MBB Hamburg.
Baca juga: Tiga Cucu BJ Habibie Datang Menyekar ke TMP Kalibata
Habibie pun kembali naik jabatan dan menjabat Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB Hamburg pada tahun 1973-1978.
Selain itu pada tahun 1978, ia juga diangkat menjadi Penasihat Senior Bidang Teknologi untuk Dewan Direktur MBB.
Kembali ke Indonesia
Presiden RI ke-2, Soeharto pun meminta Habibie untuk pulang ke Indonesia pada tahun 1974 melalui utusannya, Ibnu Sutowo.
Kemudian di tahun 1978-1997, ia pun menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi dan menjadi menteri Ristek pertama di Indonesia.
Tidak hanya menjabat sebagai menteri, Habibie juga menjabat beberapa jabatan strategis seperti memimpin BUMN, Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta Ketua Dewan Riset Nasional.
Salah satu proyek prestitius yang dilahirkan oleh Habibie adalah pembuatan pesawat terbang pertama Indonesia yang diberi nama N250 Gatot Kaca.
Proyek ini pun memperoleh sertifikasi dari Federal Aviation Administration (FAA).
Tiga tahun berselang yaitu tepatnya pada 14 Maret 1998, dirinya ditunjuk menjadi wakil presiden oleh Soeharto.
Namun Habibie menjabat sebagai wakil presiden hanya seumur jagung lantaran Soeharto dipaksa mundur sebagai presiden oleh mahasiswa saat tragedi 1998.
Setelah Soeharto lengser, ia pun diangkat menjadi Presiden RI ke-3 dengan masa jabatan hanya 1,5 tahun.
Singkatnya masa jabatan Habibie lantaran lepasnya Timor Timur dari Indonesia dan lengser setelah diadakannya sidang umum MPR 1999.
Setelah itu, ia pun kembali ke Jerman.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas TV/Switzy Sabandar (Tribunnewswiki/Yonas)