Peneliti yang juga Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pangan Universitas Soegijapranata, Inneke Hantoro, telah melakukan penelitian untuk mengetahui potensi risiko mikroplastik terhadap kesehatan. Akan tetapi, penelitian baru dilakukan terhadap ikan, bukan manusia.
"Kami melakukan deteksi mikroplastik pada seafood yang diambil Semarang. Ada Bandeng, Udang dan Kerang Darah. Kami menemukan sejumlah mikroplastik. Pada hewan ada kemungkinan menimbulkan dampak negatif di pencernaan, di lever atau sistem saraf dan reproduksi. Itu sudah terbukti pada hewan," papar Inneke.
Konsumen tidak bisa terhindar dari air minum dengan mikroplastik
Inneke juga mengatakan, sifat dari mikroplastik adalah ubiquitous atau ada di mana-mana. Bahkan, mikroplastik juga ditemukan di Kutub Utara dalam bentuk serat yang ternyata bisa berpindah lewat atmosfer.
Sejak 2015, banyak artikel publikasi ilmiah yang menyampaikan mikroplastik di berbagai hal, mulai dari udara, air, tanah, sedimen, termasuk bahan pangan yang dikonsumsi. Mikroplastik pada air yang dikonsumsi masyarakat termasuk air keran atau yang langsung dari sumbernya dan air pada produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Inneke menjelaskan, cara mikroplastik masuk ke tubuh manusia bisa melalui pernapasan, kulit dan melalui pencernaan termasuk lewat food processing yang kemudian dikonsumsi masyarakat.
“Salah satu buktinya adalah ternyata untuk AMDK selain mungkin dugaannya dari sumber, ternyata dari proses juga. Seperti nempel di kemasan atau pada proses pencucian kemasan isi ulang yang ternyata kemudian bisa memberikan risiko paparan mikroplastik ke manusia,” jelas Inneke.
Namun demikian, untuk mengetahui apakah mikroplastik mendatangkan bahaya bagi kesehatan
tubuh diperlukan risk assessment atau evaluasi risiko dan membutuhkan beberapa tahapan yang mengacu pada Codex Alimentarius Commission (CAC), yaitu identifikasi hazard, hazard characterization, hingga studi perkiraan paparan pada tubuh manusia.
Langkah aman mengonsumsi AMDK
Mengingat AMDK menjadi salah satu produk pangan yang tengah disorot akan risiko paparan mikroplastik, masyarakat perlu mendapatkan edukasi dan mengambil langkah agar dapat tetap memenuhi kebutuhan dan mengonsumsi AMDK dengan aman.
Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah memastikan kemasan AMDK yang hendak dikonsumsi memiliki kondisi baik, tidak bocor, masih tersegel dengan rapat dan terlindungi dari paparan sinar matahari langsung.
Selain itu, pilihlah produk dengan kemasan yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan ramah lingkungan, serta hindari membeli AMDK yang sudah mendekati atau melewati tanggal kedaluwarsa. Sebab air yang sudah terlalu lama dalam kemasan mungkin saja sudah menurun kualitasnya dan tidak layak untuk dikonsumsi.
Saat ini, risiko kesehatan manusia akan mikroplastik belum menunjukan bukti empiris, namun langkah-langkah harus diambil oleh pembuat kebijakan dan masyarakat untuk mengelola plastik dengan lebih baik untuk mengurangi timbulan sampah plastik.