TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan bahwa pihaknya menginginkan mewariskan masa depan yang damai dan tidak ada peperangan kepada generasi muda.
Hal tersebut disampaikan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dalam rangka menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Youth 20 atau Y20 yang bakal digelar di Jakarta dan Bandung yang dimulai pada 17 Juli 2022 mendatang.
"Pada dasarnya kan kita yang hidup di hari ini meminjam barang generasi muda meminjam masa depan mereka di hari ini," kata Emil dalam diskusi daring, Sabtu (2/7/2022).
Karena itu, kata Emil, pihaknya mengharapkan para anak muda bisa menjadi agen perdamaian di masa depan. Khususnya, masa depan yang tidak ada perang.
Baca juga: Anies Baswedan Minta Para Pemuda Seluruh Dunia Bahas Planet yang Layak Huni di Acara Y20
"Barangnya harus dikembalikan harus dalam keadaan baik dan lebih baik bukan mengembalikan barang lebih buruk. Jadi kita harus mewariskan yang damai tidak ada perang masa depan," jelasnya.
Emil mendukung empat aspek utama yang bakal dibahas para anak muda dari seluruh dunia di Y20.
Adapun pembahasan yang bakal dibahas mulai dari tenaga kerja yang kian banyak mengalami distrupsi.
"Tenaga kerja di masa depan dengan distrupsi distrupsi macam-macam itu harus menjadi perhatian. Nah pesan ini harus sampai kepada pengambil keputusan tertinggi disamping G 20 nanti di Bali," jelas dia.
Tak hanya itu, Emil juga mendukung mengenai pembahasan transformasi digital. Menurutnya, seluruh anak muda dunia juga membahas mengenai kebermanfaatan digitalisasi untuk masa depan.
"Siapa sih anak muda sekarang yang tidak ada berada di dalam ekosistem digital. Pertanyaannya digitalnya untuk kebermanfaatan masa depan atau hanya buat sia sia atau seperti apa ini tentu sebuah kesepahaman," jelas dia.
Lebih lanjut, Emil juga mendukung pembahasan mengenai suitanable future untuk membahas bahwa lingkungan yang harus lebih baik untuk anak muda. Selain itu, juga pembahasan mengenai keberagaman.
"Tentunya keberagaman atau tidak saat ada satupun di dunia ini yang merasa tertinggal dengan konsep insklusifitas. Nah oleh karena itu communicate dari empat poin harus tersampaikan," pungkasnya.