TRIBUNNEWS.COM - Kontestasi Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024 kian mengerucut pada tiga poros.
Menurut prediksi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 24 Mei-7 Juni 2022, tiga poros tersebut akan mengusung kandidat pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil preside (cawapres).
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan ketiga poros tersebut berasal dari partai maupun koalisi partai yang telah mencapai ambang batas presidential threshold 20 persen.
Mengutip Kompas.com, poros pertama, tentu poros PDI-Perjuangan (PDIP) yang menjadi pemenang Pemilu 2019.
PDIP cukup kuat karena meraih 128 kursi di legislatif atau setara dengan persentase 22,6 persen.
Poros kedua yakni poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri atas Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Baca juga: Airlangga Solidkan Kerja Sama di Akar Rumput, Pengamat: KIB Tepis Cuma Jadi Sekoci untuk Ganjar
Dengan masing-masing kursi di DPR sebanyak 85 kursi, 44 kursi, dan 19 kursi.
Apabila digabungkan, total persentase ketiganya yakni 25,73 persen.
Selanjutnya, poros ketiga adalah Partai Gerindra dengan sisa partai yang belum tergabung dalam koalisi manapun.
Gerindra merupakan partai dengan kursi di DPR terbesar ketiga, yakni berjumlah 78 kursi atau setara dengan 13,57 persen.
Elektabilitas PDIP Unggul
Mengutip Tribunnews.com, hasil survei Lembaga Survei CigMark pada 9-17 Juni 2022, PDIP memperoleh dukungan paling banyak.
Adapun PDIP memperoleh dukungan sebesar 22,9 persen, sedangkan Gerindra 13 persen.
Baca juga: PDIP Dinilai Bakal Kalah Bila Tak Berkoalisi di Pilpres 2024
Diurutan ketiga diduduki oleh Golkar dengan perolehan dukungan sebesar 8,1 persen, PKB 7,1 persen, Demokrat 4,8 persen.
Sementara NasDem mendapatkan dukungan sebanyak 4,1 persen, PKS 4,1 persen, PAN 2,1 persen, dan PPP 1,7 persen.