News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Curiga Ada Motif Lain, IPW Minta Kapolri Bentuk Tim Telisik Kasus Tewasnya Ajudan Irjen Ferdy Sambo

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo dan Anggota Brimob Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Pencari Gabungan Pencari Fakta atas tewasnya Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat, ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menilai, aksi baku tembak yang terjadi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo itu harus diungkap secara transparan.

"Hal ini untuk mengungkap apakah meninggalnya korban penembakan terkait adanya ancaman bahaya terhadap Kadivpropam Irjen Ferdy Sambo atau adanya motif lain," kata Sugeng dalam keterangan yang diterima, Senin (11/7/2022).

Selain itu Sugeng menjelaskan, Kapolri juga harus menon-aktifkan terlebih dahulu Irjen Ferdy Sambo dari jabatan selaku Kadiv Propam.

"Alasannya, pertama, Irjen Ferdy Sambo adalah saksi kunci peristiwa yang menewaskan ajudannya tersebut. Hal tersebut, agar diperoleh kejelasan motif dari pelaku membunuh sesama anggota Polri," kata Sugeng.

Selain itu, Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat statusnya belum jelas apakah korban atau pihak yang menimbulkan bahaya sehingga harus ditembak.

"Alasan ketiga, locus delicti terjadi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Karena itu agar tidak terjadi distorsi penyelidikan maka harus dilakukan oleh Tim Pencari Fakta yang dibentuk atas perintah Kapolri bukan oleh Propam," kata Sugeng.

Dengan begitu, pengungkapan kasus penembakan dengan korban anggota Polri yang dilakukan rekannya sesama anggota dan terjadi di rumah petinggi Polri menjadi terang benderang.

"Sehingga masyarakat tidak menebak-nebak lagi apa yang terjadi dalam kasus tersebut," ujarnya.

Baca juga: Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Rumah Dinas Pejabat Polri, Tiga Saksi Diperiksa

Pasalnya, peristiwa ini sangat langka karena terjadi disekitar Perwira Tinggi dan terkait dengan Pejabat Utama Polri. Anehnya, Brigpol Nopryansah merupakan anggota Polri pada satuan kerja Brimob itu, selain terkena tembakan juga ada luka sayatan di badannya.

Peristiwa tragis tewasnya Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat dikabarkan terjadi pada Jumat, (8 Juli 2022) sekitar 17.00 WIB. Selama tiga hari, kasus itu masih ditutup rapat oleh Polri yang memiliki slogan Presisi.

Diberitakan sebelumnya, Mabes Polri angkat bicara soal insiden Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat dikabarkan tewas ditembak di Jakarta.

Ternyata, Brigadir Yosua tewas tertembak di rumah pejabat Mabes Polri.

"TKP di perumahan salah satu pejabat ya di Duren Tiga. Iya (pejabat Mabes Polri)," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/7/2022).

Dijelaskan Ramadhan, insiden penembakan Brigadir Yosua aliar Brigadir J terjadi pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.

Baca juga: Pengamat Sebut Penembakan Shinzo Abe Diduga Terkait Upaya Remiliterisasi Jepang

Dia tewas ditembak oleh sesama anggota polisi berinisial Barada E.

Ia menyampaikan bahwa Brigadir Yosua ditembak seusai tidak diterima ditegur oleh Barada E.

Selanjutnya, insiden saling tembak pun membuat Brigadir Yosua tewas di tempat.

"Saat itu saudara Brigadir J berada atau memasuki rumah salah satu pejabat Polri di perumahan dinas Duren Tiga. Kemudian, ada anggota lain atas nama barada E menegur dan saat itu yang bersangkutan mengacungkan senjata kemudian melakukan penembakan dan barada E tentu menghindar dan membalas tembakan terhadap Brigadir J," jelas Ramadhan.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kasus itu kini masih didalami oleh Propam Mabes Polri hingga Polres Jakarta Selatan. Hingga kini, jenazah telah dibawa pihak keluarga di Jambi.

"Saat ini kasus sedang didalami, ditelusuri lebih jauh oleh Propam Mabes dan Polres Jakarta Selatan. Jenazah sudah dibawa ke keluarganya di Jambi dan Barada E sudah diamankan untuk diproses lebih lanjut," pungkasnya.

Sebagai informasi, Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat dikabarkan tewas ditembak dan juga mengalami luka sayatan di tubuh.

Lokasi penembakan Nopryansah Yosua Hutabarat adalah di sebuah rumah di Jakarta.

Peristiwa tragis tersebut terjadi pada Jumat (8/7 2022) sekitar 17.00 WIB. Brigpol Nopryansah Hutabarat merupakan anggota Brimob yang berasal dari Jambi.

Rencananya akan dimakamkan Senin (11/7/2022) di Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi.

Penjelasan dari keluarga korban yang bermama Rohani Simanjuntak, korban tewas usai baku tembak.

Dia bilang Brigpol Nopryansah Hutabarat tewas setelah mendapat 4 luka tembak.

Luka di tubuh korban berada di dada, tangan, dan leher. Tidak cuma itu, korban juga alami luka sabetan senjata tajam pada beberapa bagian tubuh.

Ajudan Kadiv Propam

Brigpol Norpryansah Yosua Hutabarat merupakan ajudan dari Kadiv Propam Mabes Polri yang saat ini dijabat Irjen Pol Ferdy Sambo.

Kematian Brigpol Norpryansah Yosua Hutabarat pun masih mengundang tanda tanya terkait dengan kronologi hingga pelakunya.

Pihak keluarga Brigpol Norpryansah Yosua Hutabarat pun mempertanyakan hal tersebut setelah kematiannya.

Irjen Pol Ferdy Sambo sendiri diketahui merupakan Jenderal asal Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Dilansir dari Wikipedia, Irjen Pol Ferdy Sambo lahir 9 Februari 1973 adalah seorang perwira tinggi Polri.

Insiden polisi tembak polisi bermula karena ajudan Irjen Ferdy Sambo, Brigadir J (kiri), tak terima ditegur Barada E. (ISTIMEWA via TribunJambi.com/TribunSumsel.com)

Sejak 16 November 2020 menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Irjen Pol Ferdy lulusan Akpol 1994 ini berpengalaman dalam bidang reserse.

Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Dirtipidum Bareskrim Polri. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini