News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Zulkifli Hasan Bagikan Minyak Goreng

Ray Rangkuti: Tidak Terbayangkan Kalau Semua Parpol Lakukan Hal yang Sama Seperti Zulhas dan PAN

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti mengatakan Bawaslu selaku badan pengawas pemilu perlu mengambil tindakan soal dugaan kampanye dini yang dilakukan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan anaknya, politikus PAN Futri Zulya Savitri, di Lampung.

Menurutnya jika Bawaslu tidak melakukan hal apapun terkait dugaan ini, maka ia tidak membayangkan potensi munculnya praktik serupa dilakukan oleh seluruh partai politik di Indonesia.

Hal ini yang jadi latar belakang tiga lembaga yakni Kata Rakyat, Lingkar Madani (LIMA) Indonesia dan Komite Independen Pemantau Pemilihan (KIPP) melaporkan dugaan pelanggaran pemilu yang dikakukan Zulhas dan putrinya ke Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Selasa (19/7/2022).

“Kita minta Bawaslu mengatasi persoalan, bisa tidak terbayangkan kalau partai - partai yang eksis saat ini melakukan hal yang sama dan kita hanya ribut di medsos,” kata Ray usai mengajukan laporan ke Sentra Gakkumdu Bawaslu RI.

Sebagaimana diketahui, dugaan pelanggaran kampanye pemilu yang dilakukan Zulhas dan putrinya berada di luar jadwal tahapan kampanye pemilu.

Baca juga: Pengamat Politik: Mendag Zulkifli Hasan Manfaatkan Panggung Politik yang Diberikan Presiden Jokowi

Praktik tersebut dilakukan jauh sebelum jadwal kampanye pemilihan dimulai.

Namun di sisi lain Bawaslu hanya dapat menindak dugaan pelanggaran kampanye pemilu jika waktu terjadi dugaan berada dalam masa kampanye.

Hal ini membuat adanya kebingungan bagi publik jika praktik serupa terjadi kembali. 

“Kalau kemudian tidak ada solusinya. Itu artinya kita membiarkan semua orang melakukan hal yang sama di mana semua orang akan mengampanyekan dirinya, termasuk membagi-bagi yang menguntungkannya, sampai apa yang disebut tahapan kampanye dimulai. Baru dia berhenti di situ,” kata Ray.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini