“Di akhir pembelajaran saya refleksi kepada peserta didik, apa yang mereka dapatkan, apa yang kamu rasakan, dan ingin dapatkan kembali di pertemuan selanjutnya,” katanya.
Wanita yang sudah 15 tahun mengabdi menjadi guru ini menambahkan, dengan adanya Program Guru Penggerak juga membuat para siswa merasa bebas mengekspresikan diri hingga berkreasi sesuai dengan keinginan mereka.
Baca juga: Kemendikbudristek: Lulusan Guru Penggerak Bakal jadi Penggerak Pendidikan di Indonesia
“Anak- anak merasa bebas untuk menyampaikan apa yang mereka inginkan, pendapat mereka tanpa takut benar atau salah, karena itu sesuai dengan mereka,” ucap Risma.
“Jadi yang kritis bisa terfasilitasi, yang perlu dibimbing bisa dengan nyaman mendapat bimbingan kembali,” ujarnya.
Untuk diketahui, Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Sampai tahun 2021, program Pendidikan Guru Penggerak telah mendidik lebih dari 24 ribu guru dalam lima angkatan.
Hingga saat ini, sekitar 5.500 guru yang telah lulus sebagai guru penggerak.