Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan era digital memunculkan tantangan budaya diantaranya mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan, kebebasan berekspresi yang berlebihan, hilangnya batas-batas privasi, dan pelanggaran hak cipta serta hak kekayaan intelektual.
Untuk kompetensi budaya bermedia digital bermanfaat untuk membentengi diri dari ancaman di dunia digital seperti persoalan hukum atau menjadi korban perundungan.
"Berbudaya dalam bermedia digital berarti dapat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di ranah digital," kata Manajer Program Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta Misbachul Munir saat webinar bertema “Internet untuk Kampanye Bangga Budaya Indonesia” di Balikpapan, Kalimantan Timur belum lama ini.
Diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, webinar ini menghadirkan narasumber Social Media Specialist sekaligus pemengaruh Chyntia Andarinie; Manajer Program Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta Misbachul Munir; dan Nihma selaku relawan Mafindo Maluku.
Misbachul mengatakan, agar menjadi warga negara yang berkepribadian luhur dalam pergaulan di internet maka pengguna dunia digital harus menjunjung sikap terbuka, positif, toleran, inklusif, perteguh integritas diri.
"Kendalikan ruang digital untuk hal positif, bersikap moderat, luwes, adaptif, akomodatif; dan jadilah pelopor berinternet nyaman dan aman,” terangnya.
Sementara Chyntia Andarinie menyampaikan materi kecakapan digital dengan judul ‘Pentingnya Memiliki Digital Skills di Masa Pandemi mengatakan, mayoritas masyarakat Indonesia sudah familiar menggunakan internet dalam aktivitas sehari-hari.
Agar dapat mengantisipasi dampak buruk internet, diperlukan literasi digital yang salah satu aspeknya adalah kecakapan digital.
Baca juga: 858 Guru Madrasah di Bandar Lampung Asah Pemahaman tentang Literasi Digital
"Kecakapan digital penting dimiliki guna membuka peluang kerja yang lebih luas, mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, dan mencapai kesejahteraan masyarakat," kata Chyntia.
Beberapa bentuk kecakapan digital yang bermanfaat yaitu kemampuan copywriting, public speaking, dan mengolah audio visual.
“Beberapa peluang yang bisa dicoba misalnya narablog, naravlog. Tips agar cakap di dunia digital: kenali potensi diri, pelajari aplikasi, serta gabung komunitas dan kolaborasi,” katanya.
Pemateri terakhir, Nihma mengatakan, etika di ruang digital diperlukan karena berkomunikasi dan bertemu dengan berbagai orang dari latar belakang budaya berbeda.
Lalu apa saja kompetensinya?
"Mengakses informasi sesuai netiket, bisa seleksi dan analisis informasi, memverifikasi pesan, bisa memproduksi dan distribusi pesan, serta partisipasi membangun relasi dan kolaborasi. Ruang lingkup etika ini meliputi kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan," katanya.
Ia mencontohkan saat ingin memasarkan produk, kita harus memilih e-market yang tepat.
"E-market dapat mendukung produk lokal dengan memberikan kemudahan bertransaksi. Namun, ini semua hanya akan terjadi jika konsumen Indonesia mencintai produk dalam negeri,” katanya.