News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Kasus Penembakan Istri TNI Cepat Terbongkar, Kenapa Kasus di Rumah Ferdy Sambo Belum Ada Tersangka?

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Membandingkan penanganan polisi tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo dengan kasus penembakan istri TNI di Semarang, kenapa yang satu bisa cepat terungkap?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membandingkan penanganan polisi tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo dengan kasus penembakan istri TNI di Semarang, kenapa yang satu bisa cepat terungkap?

Kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah Irjen Ferdy Sambo masih menjadi misteri.

Banyak orang kemudian yang membandingkan dengan kasus penembakan istri TNI di Semarang.

Dalam penembakan yang menewaskan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo, banyak yang menilai polisi seakan menemui "tembok tebal".

Padahal dalam kasus tersebut--berdasarkan keterangan polisi--identitas dua penembak yang terlibat sudah terungkap: Brigadir J dan Bharada E.

Masih berdasarkan keterangan polisi, dalam baku tembak tersebut, Brigadir J tewas di tempat.

Hingga hari ini, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus penembakan di rumah Ferdy Sambo.

Baca juga: Kuasa Hukum Brigadir J Dilarang Masuk Lihat Proses Prarekonstruksi di Rumah Irjen Ferdy Sambo

Sementara pada kasus penembakan di Semarang, polisi hanya dalam beberapa hari berhasil mengungkap identitas para pelaku sekaligus meringkus mereka.

Padahal, identitas pelaku awalnya tidak diketahui, dan "bermodalkan awal" rekaman CCTV.

Sebagian kalangan menilai, (mungkin) kasus penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo harusnya lebih mudah terungkap dibandingkan kasus penembakan istri TNI di Semarang.

Berikut kami rangkumkan perkembangan kasus penembakan di rumah Ferdy Sambo dan penembakan istri TNI di Semarang.

1. Penembakan di rumah Ferdy Sambo

Kepolisian RI mengungkap alasan Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ditembak mati oleh Bharada E di kediaman Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan ketika itu menyampaikan bahwa Brigpol Yosua ditembak mati karena diduga melakukan pelecehan dan menodongkan pistol kepada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Hingga sejauh ini, Polri telah melakukan prarekonstruksi kasus kematian Brigadir J atau Yoshua di rumah Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Mabes Polri dalam berbagai keterangannya, menyampaikan penyidik masih bekerja menuntaskan hasil dari berbagai temuan fakta di lapangan.

Polri hingga kini belum menetapkan tersangka dalam kasus ini, tapi Korps Bhayangkara tersebut telah menonaktifkan sejumlah perwira mereka, yakni Karo Paminal Brigjen Hendra Kurniawan, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi, Irjen Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam.

Sempat beredar telah ditetapkan tersangka

Sempat beredar berita salah satu media yang menyebutkan bahwa Bharada E, polisi yang diduga menembak Brigadir J, sebagai tersangka.

Polri membantah sudah menetapkan tersangka terkait kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di kediaman Irjen Ferdy Sambo.

"Yang mengatakan tersangka siapa? Belum ada penetapan tersangka terhadap siapapun," ujar Direktur Tindak Pidana Umum Polri Brigadir Jenderal Andi Rian saat dihubungi, Minggu (24/7/2022) petang.

Andi merespons berita salah satu media yang menyebutkan bahwa Bharada E, polisi yang diduga menembak Brigadir J, sebagai tersangka.

"Belum ada penetapan tersangka. Silakan dikutip!" tutur Andi.

Jadi perhatian Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sendiri telah beberapa kali mengomentari soal kasus polisi tembak polisi di Rumah Kadiv Propam nonaktif, Irjen Ferdy Sambo. 

Saat berbicara kepada wartawan di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur, Kamis (21/7/2022), Jokowi kembali meminta kasus itu diusut tuntas dan transparan.

Pengusutan kasus yang terbuka dan transparan, kata presiden,  sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.

Dalam catatan Tribunnews.com, setidaknya sudah tiga kali Jokowi berkomentar soal kasus yang menghebohkan publik itu.

Pertama, saat berada di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022) lalu, Jokowi juga menanggapi soal kasus ini.

Saat itu Jokowi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar mengusut kasus penembakan yang menyebabkan satu anggota polisi tewas tersebut.

“Proses hukum harus dilakukan,” kata Jokowi.

Kedua, saat Jokowi bertemu dengan pimpinan redaksi media nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/7/2022).

“Tuntaskan. Jangan ditutupi, terbuka. Jangan sampai ada keraguan dari masyarakat,” ujar Presiden saat itu.

Dan ketiga kalinya adalah saat Jokowi berada di NTT hari ini dalam rangka kunjungan kerja.

Analisa Soleman B Pontoh

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto menilai ada sejumlah kejanggalan pada kasus penembakkan Brigadir J atau Brigadir Novriansyah Yoshua.

Soleman menilai kasus penembakkan ini terkesan melebar dari pembunuhan menjadi pelecehan seksual. 

Padahal, sambung dia, kasus ini berawal dari tembak menembak antara anggota kepolisian.

“Yang nembak-menembak, polisi nembak polisi di rumah polisi, ditangkap oleh polisi yang mati CCTV. Tiba-tiba Kapolri polisi membentuk tim. Kompolnas masuk. Judulnya polisi semua,” kata Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto dalam acara Crosscheck by Medcom.id, dikutip Minggu (17/7/2022).

“Ya jadi liar apa gara-gara ini sendiri. Padahal kan kalau kita kembali lagi ke fakta itu hanya pembunuhan saja, titik. Kenapa jadi belok ke sana ke mari,” ujarnya menambahkan.

Atas melebarnya spekulasi ini, Soleman pun menduga ada sesuatu hal yang disembunyikan.

“Nah dari situ, lagi-lagi intelejen melihat, ada sesuatu yang disembunyikan,” ujarnya.

Padahal, sambung dia, jika kasus pembunuhan, cukup hanya melibatkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

2. Kasus penembakan istri TNI

Polisi bergerak cepat mengusut kasus penembakan istri anggota TNI di Semarang, Jawa Tengah.

Berbeda dengan kasus penembakan di rumah Ferdy Sambo, dalam lima hari, 5 tersangka pelaku berhasil ditangkap.

Empat di antaranya pelaku di lapangan dan satu orang penyedia senjata api.

Satu diantara empat pelaku yakni Sugiono.

Dia adalah pelaku eksekutor yang tertangkap kamera CCTV.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menuturkan tim Unit Resmob Sat Reskrim Polrestabes Semarang melakukan penyelidikan sejak awal kejadian.

Sehari sesudahnya tim mendapatkan informasi keberadaan para pelaku masih berada di Kota Semarang.

"Kemudian pukul 07.00 anggota unit Resmob dibagi beberapa tim berpencar untuk menemukan pelaku.

Pukul 16.00 WIB, tim melakukan penyelidikan terhadap para pelaku dan tim memperoleh informasi bahwa pelaku berada di Sayung Demak," jelasnya, Minggu (24/7/2022).

Iqbal menuturkan tim melakukan pengejaran di Sayung Demak.

Tim menemukan rumah yang diduga tempat persembunyian satu diantara pelaku penembakan.

"Berdasarkan hasil profiling pada saat itu yang bersangkuta adalah Eksekutor yang melakukan penembakan terhadap korban.

Kemudian tim melakukan pengintian terhadap rumah terduga pelaku tersebut," jelasnya.

Selanjutnya, pukul 20.00 WIB tim memperoleh informasi pelaku berada di dalam rumah dan melakukan penggerebekan rumah, Kamis (21/7/2022).

Tim berhasil menangkap pelaku yang diduga Eksekutor.

Tim menginterogasi pelaku, dan pelaku mengakui perbuatannya penembak korban.

"Pelaku ditangkap beserta barang bukti yang ada pada pelaku," ujarnya.

Ia menuturkan Polda Jateng akan merilis pelaku penembakan istri TNI Pada Senin (24/7/2022) hari ini.

Kegiatan akan dihadiri langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Seperti diketahui, istri Anggota TNI Rina Wulandari ditembak di Jalan Cemara 3 RT 08 RW 03 Perumahan Grand Cemara, Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Senin (18/7/2022) lalu.

Suami korban penembakan dikabarkan hilang

Kopda M, anggota Arhanud-15 Kodam IV Diponegoro yang merupakan suami korban penembakan misterus di Semarang dikabarkan menghilang.

Adapun yang menjadi korban dari insiden ini adalah RW, istri Kopda M.

Dia diduga otak pelaku dalam kasus penembakan ini.

Kondisi RW sejauh ini sudah membaik sempat menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru di Rumah Sakit Hermina Banyumanik, Semarang.

Widiarti, ibu dari RW, mengaku kondisi anaknya kini membaik dan sudah bisa berbicara bahkan menanyakan kondisi anaknya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini