Makna Malam 1 Suro
Satu Suro memiliki banyak makna dan pandangan khusus dari masyarakat Jawa.
Malam Satu Suro dianggap keramat, terlebih jika tanggal tersebut jatuh pada Jumat Legi.
Sebagian besar masyarakat mempercayai bahwa pada malam Satu Suro tersebut, masyarakat dilarang untuk pergi kemana-mana kecuali untuk berdoa atau melakukan ibadah lain.
Malam Satu Suro sangat lekat dengan budaya dan kebiasaan Jawa, seperti iring-iringan rombongan masyarakat atau yang disebut dengan kirab.
Kirab Malam Satu Suro ini biasanya dirayakan di beberapa daerah di Jawa, misalnya di solo,
Kirab Malam Satu Suro di Solo biasanya juga dimeriahkan dengan iring-iringan kebo bule (kerbau bule) yang menjadi salah satu hewan khas perayaan malam Satu Suro.
Kebo bule yang dikiriba ini konon dianggap keramat oleh masyarakat setempat.
Kebo Bule ini bukanlah kerbau biasa, namun hewan ini termasuk dalam jenis pusaka penting milik keraton.
Menurut Buku Babad Solo Karya Raden Mas (RM) Said, leluhur kebo bule adalah hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II.
Penyebutan kebo bule ini dikarenakan kerbau milik keraton ini berawarna khas, putih agak kemerah-merahan.
Baca juga: FAKTA Suami Bunuh Istri saat Malam 1 Suro, Ibu Tak Dengar ketika sang Anak Habisi Menantunya
Sementara acara Malam Satu Suro di Yogyakarta biasanya dimeriahkan dengan kirab iring-iringan dari abdi dalem Keraton.
Perayaan tradisi peringatan malam satu Suro menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan.
Kirab Malam Satu Suro biasanya juga diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir,