News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyakit Mulut dan Kuku

Tingkat Vaksinasi PMK di Jateng Masih Rendah, Baru 3,74 Persen dari Target 74.784 Suntikan Vaksin

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PMK. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Prof Wiku Adisasmito mengatakan tingkat vaksinasi hewan ternak di Jawa Tengah masih rendah. Wiku Adisasmito menyebut laju vaksinasi hewan ternak di Jawa Tengah baru 3,74 persen dari target 74.784 suntikan vaksin.

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Prof Wiku Adisasmito mengatakan tingkat vaksinasi hewan ternak di Jawa Tengah masih rendah.

Wiku Adisasmito menyebut laju vaksinasi hewan ternak di Jawa Tengah baru 3,74 persen dari target 74.784 suntikan vaksin.

Padahal, berdasarkan peta zonasi hampir seluruh wilayah di Jawa Tengah berada di zona kuning.

Menurut Wiku, vaksinasi dan testing terhadap hewan ternak sangat penting dalam mengatasi kasus PMK di dalam negeri.

Baca juga: Menko PMK: Pemerintah Gunakan Pendekatan Lingkungan Simultan untuk Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

"Kecilnya laju vaksinasi juga disebabkan karena alat yang kurang. Mohon ini jadi perhatian untuk melakukan percepatan vaksinasi diikuti dengan jumlah vaksin yang tersedia," kata Wiku dalam siaran pers BNPB, Jumat, (28/7/2022).

Wiku juga mengimbau agar perhitungan pendataan vaksinasi dilakukan berdasarkan jumlah hewan ternak yang sudah divaksin sesuai dengan jenisnya.

Sebab, perhitungan berdasarkan jumlah vaksin yang telah dilakukan sebelumnya dinilai kurang tepat.

Adapun penyebaran PMK berpotensi besar terjadi di pasar hewan sehingga perlu dilakukan penutupan.

Namun, apabila kembali dibuka perlu dipastikan penerapan biosecurity sudah berjalan di pasar hewan dan untuk orang yang membawa ternaknya.

Harus dipastikan hewan yang masuk pasar dalam kondisi sehat.

Terkait testing, Prof Wiku menyebutkan kemampuan testing Jawa Tengah saat ini masih cukup rendah.

Hal ini disebabkan kemampuan dari laboratorium di Balai Besar Veteriner Wates masih terbatas serta jumlah sampel yang dikirim juga ikut terbatas.

Oleh karena itu, Pemerintah Pusat nantinya akan menyuplai kebutuhan yang diperlukan serta menugaskan laboratorium lain di lingkungan Jawa Tengah dan Jogjakarta yang bisa mendukung testing lebih masif.

Baca juga: Bangkai Sapi Dibuang di Sungai Jadi Bukti Masyarakat Tidak Paham Menangani Hewan Mati karena PMK

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini