TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo (HT) menerima kunjungan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pertemuan itu digelar di Park Hyatt Jakarta, Menteng, Kamis (4/8/2022).
Dalam pertemuan kedua tokoh nasional tersebut, HT dan AHY banyak membahas berbagai hal terkait persoalan bangsa dan dunia.
AHY mengungkapkan dalam silaturahmi tersebut dirinya ingin sekali mendengarkan langsung pandangan HT terkait kondisi NKRI.
"Ya, saya senang sekali hari ini bisa bertemu, bersilaturahmi dengan beliau, Bapak Hary Tanoe, yang tentu saya ingin dengarkan pandangan-pandangannya tentang kondisi bangsa," ungkap AHY, di Park Hyatt Jakarta, Menteng, Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Putra dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menjelaskan dalam pertemuan dengan HT.
Keduanya pun membahas kondisi masyarakat yang harus diberikan perhatian lebih, karena ekonomi yang sedang dipulihkan bersama-sama.
"Kita tadi bicara tentang Indonesia. Tentunya kondisi masyarakat juga harus terus kita berikan perhatian, karena ekonominya belum benar-benar pulih," tegas AHY.
Baca juga: AHY Ingatkan Tiga Ancaman yang Bisa Merusak Demokrasi Jelang Pemilu 2024
Tidak hanya persoalan dalam negeri, HT dan AHY juga membicarakan tentang masalah yang dihadapi dunia.
Semisal terjadinya stagnasi perekonomian yang belum pulih akibat pandemi Covid-19 dan dampak dari perang Rusia versus Ukraina yang berdampak ke Indonesia.
"Itu cukup berdampak juga pada supply chain pasokan terhadap negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, sehingga harga-harga melambung tinggi dan kemampuan daya beli masyarakat kita juga sangat terbatas. Ini yang mudah-mudahan kita carikan solusinya ke depan," pungkasnya.
Senada, HT mengungkapkan dia dengan AHY banyak bertukar pikiran soal kondisi bangsa dan dunia.
"Intinya tadi kami bersilaturahmi dan bertukar pikiran sama seperti yang disampaikan Pak AHY mengenai kondisi bangsa, kondisi politik, kondisi ekonomi, kondisi dunia, kami tentunya bertukar pikiran," ungkap HT.
Dia menjelaskan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk bersama-sama membangun Indonesia.
"Dan yang harus digarisbawahi zaman sekarang ini kita harus berkolaborasi dengan satu tujuan bagaimana membangun Indonesia menjadi Indonesia yang besar," tegas HT.
Menurutnya, partai politik memiliki tujuan yang sama. Partai politik sebagai alat bagaimana berjuang untuk memperjuangkan Indonesia.
"Membangun Indonesia bersama-sama menjadi Indonesia yang sejahtera. Indonesia yang betul-betul nyaman bagi semua rakyat Indonesia yang bersatu. Jadi tujuan kita bersama, jadi kolaborasi yang kita lakukan itu seharusnya mengarah ke arah sana," pungkas HT.
Bangun Koalisi dengan NasDem dan Demokrat, PKS: Siapkan Perahu Dulu
Baru-baru ini, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengatakan pihaknya tak terburu-buru soal calon presiden (capres) yang bakal diusung 2024.
Ahmad mengaku terkait komunikasi yang dibangun dengan Partai NasDem dan Demokrat masih sebatas penjajakan.
Menurutnya, soal capres akan dibahas setelah ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) terpenuhi.
"Termasuk dengan NasDem dan Demokrat ya. Jadi dalam pertemuan pembahasan koalisi ini masih penjajakan. Jadi sifatnya masih menyiapkan perahu dulu," kata Ahmad seusai PKS mendaftar sebagai peserta Pemilu di Gedung KPU, Jakarta, Senin (1/8/2022).
Ia menegaskan setelah persyaratan Presidential Threshold 20 persen itu penuhi, maka berikutnya dibahas soal capres.
"Kalau perahunya sudah aman ya artinya memenuhi PT 20 persen dan baru kita bahas bersama-sama, siapa presiden dan wakil presiden," ujarnya.
Target Suara 15 Persen
PKS juga menargetkan meraih suara minimal 15 persen pada pemilihan umum (pemilu) 2024.
"Saya sebagai peserta partai damn seluruh jajaran DPP sejak musyawarah nasional ke 5 tahun 2020 sudah diamanahi untuk mencapai target minimal yaitu 15 persen," ungkap Syaikhu.
Syaikhu menjabarkan, raihan 15 persen suara setara dengan 86 kursi di DPR RI.
Baca juga: Narji Gabung ke PKS, Sang Komedian Mengaku Tujuannya Terjun ke Politik Baik
Adapun saat ini PKS memiliki 50 kursi di DPR RI. Artinya untuk meraih target pemilu 2024, butuh tambahan 36 kursi.
"Insyaallah akan terus mendesak khususnya di dapil-dapil yang masih kosong agar di 2024 akan mendapatkan kursi dan penambahan di dapil-dapil sekarang sudah ada," ujarnya.