Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Pembukaan Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat, (5/8/2022).
Dalam kesempatan tersebut Presiden mengatakan pemerintah saat ini sedang berupaya membangun fondasi agar Indonesia bisa bersaing dengan negara negara lain.
“Fondasi dalam kita bersaing dengan negara-negara lain harus kita tata dan kita bangun karena ke depan bukan negara besar mengalahkan negara kecil bukan negara kaya mengalahkan negara miskin, bukan, pertarungannya atau kompetisinya adalah negara cepat akan mengalahkan negara yang lambat dan untuk cepat itu dibutuhkan fondasi-fondasi inilah yang sedang kita kerjakan,” kata Presiden.
Diantaranya kata Presiden yakni dengan membangun infrastruktur. Hasil dari pembangunan infrastruktur tidak akan terasa instan melainkan 5-10 tahun. Dengan infrastruktur yang baik, presiden yakin Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.
“Dalam 7 tahun ini kita sudah bertambah 2.042 km jalan tol, 5.500 jalan non tol bandara baru 15, pelabuhan baru 18, bendungan baru 38, irigasi baru 1,1 juta hektaer inilah fondasi kita untuk berkompetisi dengan negara-negara lain mugnkin tidak bisa kita rasakan instan sekarang dan efeknya akan ke APBN,” katanya.
Fondasi kedua kata Presiden yakni dengan hilirisasi industri yang sudah lama Indonesia tidak berani melakukannya.
Sejak zaman VOC, Indonesia kata Presiden selalu mengekspor bahan mentah. Menurutnya ekspor bahan mentah memang paling mudah dan gampang namun dampak ekonominya sedikit.
“Kami sejak zaman VOC ekspornya bahan mentah emang paling enak, batubara keruk langsung kirim bahan mentah, nikel, tembaga, freeport kirim bahan mentah dan lupa siapkan fondasi industrialisasinya,” tuturnya.
Presiden mencontohkan Nikel yang pada 2104 lalu ekspor bahan mentah dengan nilai Rl 15 triliun.
Menurutnya, pemerintah lalu menyetop ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah (bijih nikel) pada 2017 dan menggantinya menjadi ekspor sejumlah produk turunan Nikel.
Hasilnya nilai ekspor melonjak menjadi Rp 300 triliun lebih.
“Dari Rp15 triliun melompat Rp300 triliun, itu baru 1 komoditi,” katanya.
Upaya tersebut kata Presiden bukan tampa hambatan. Indonesia digugat ke WTO oleh Uni Eropa karena menghentikan ekspor bijih nikel.