TRIBUNNEWS.COM - Inilah berita populer nasional dalam 24 jam terakhir.
Mulai dari berita pengakuan baru Bharada E.
Kemudian inisial D disebut mengancam bunuh Brigadir J.
Populer selanjutnya adalah berita Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik mengatakan ada grup WhatsApp ajudan Ferdy Sambo.
Hingga berita Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyebut adanya sebutan geng mafia di tubuh Polri yang diketuai Ferdy Sambo.
Selengkapnya akan dibahas dalam artikel ini.
Baca juga: Menanti Sosok Tersangka Baru Kasus Tewasnya Brigadir J, Akankah Aktor Intelektual Jadi Tersangkanya?
1. Pengakuan Baru Bharada E
Bharada Eliezer atau Bharada E diketahui telah memberikan pernyataan terbaru terkait tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Pernyataan Bharada E ini pun telah tercatat dalam proses berita acara pemeriksaan (BAP), Sabtu (6/8/2022) malam.
Pernyataan Bharada E ini tertulis, dan dikatakan oleh anggota kuasa hukum Bharada E, Muhammad Boerhanuddin.
Boerhanuddin mengatakan dari pernyataan tersebut, terungkap ada fakta yang bergeser dari fakta-fakta hukum yang dikemukakan sebelumnya.
“Dalam pengakuan terbaru memang dia (Bharada E) menyebutkan apa tugasnya dan siapa pelakunya hingga siapa-siapa saja yang ada di tempat kejadian,” katanya.
2. Inisial D Ancam Bunuh Brigadir J
Selain Brigadir RR dan Bharada E, keluarga Brigadir Novriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J dan Tim Kuasa Hukumnya, masih meyakini ada tersangka lain atas kasus kematian Brigadir J.
Tim Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J, Mansur Febrian, mengatakan pihaknya telah mendapatkan informasi Brigadir J diancam sebelum pada akhirnya dibunuh.
Ancaman tersebut tak lain dilakukan oleh skuad lama ajudan Irjen Ferdy Sambo.
"Ada inisial D yang sering mengancam alamarhum (Brigadir J) dari mulai bulan Juni sampai dengan satu hari sebelum hari naas itu."
"Inisial D ini sampai hari ini belum ditetapkan ataukah masih dalam proses penyelidikan atau bagaiamana, kita masih menunggu."
3. Grup WA Ajudan Ferdy Sambo
Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik mengatakan pihaknya mendapatkan keterangan terkait adanya grup aplikasi pesan WhatsApp para ajudan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo yang diduga terkait dalam kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Taufan mengatakan keterangan tersebut muncul dalam pemeriksaan yang telah dilakukan Komnas HAM.
Hal tersebut disampaikan Taufan menjawab pertanyaan wartawan perihal proses verifikasi terkait keterangan-keterangan yang telah disampaikan oleh sejumlah pihak.
"CCTV. Kan saya katakan CCTV. Apalagi selain itu? Alat komunikasinya. Alat komunikasinya itu kan begini. Contoh ya, mereka bilang kan ada WA grup. Kami
4. Kompolnas Ancam Mutasi dan Pindahkan yang Halangi Penyidikan
Irjen Ferdy Sambo ditempatkan di tempat khusus Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok setelah diduga melakukan pelanggaran prosedur dalam kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Terkait itu, Kompolnas RI mendukung ketegasan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang mengambil langkah menempatkan Fredy Sambo di Mako Brimob tersebut.
"Pak Sambo ditempatkan di tempat khusus untuk pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik. Kompolnas mendukung ketegasan Bapak Kapolri dalam pengungkapan kasus ini," kata Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti saat dihubungi, Senin (8/8/2022).
Poengky Indarti melanjutkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kasus ini harus diungkap secara terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi.
"Siapa saja yang diduga menghalangi penyidikan perlu segera dimutasi, diperiksa kode etik, dan jika diduga ada tindak pidana yang dilakukan maka perlu segera diproses pidana," jelas Poengky Indarti.
5. IPW Sebut Satgasus yang Diketuai Ferdy Sambo sebagai Geng Mafia di Tubuh Polri
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyebut adanya sebutan geng mafia di tubuh Polri.
Geng mafia itu menurut Sugeng adalah Satuan Tugas Khusus (Satgasus) yang diketuai oleh Kadiv Propam nonaktif Ferdy Sambo.
Sugeng menyebut geng mafia ini memiliki kekuasaan dan kewenangan yang cukup besar.
Namun, mereka menyalahgunakan keperuntukan wewenangannya tersebut.
"Ini yang menjadi catatan saya, bahwa di dalam kepolisian diduga terdapat geng mafia, yang memiliki kekuasaan yang cukup besar atas kewenangan yang diberikan tetapi kemudian wewenang tersebut disalahgunakan."
(Tribunnews.com)