News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Percakapan Ferdy Sambo dan Istrinya di Rumah Saguling Disebut 'Berperan' dalam Pembunuhan Brigadir J

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irjen Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi dan Brigadir J. Percakapan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi sebelum peristiwa pembunuhan Brigadir J diduga memiliki andil cukup besar.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Percakapan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi sebelum  pembunuhan Brigadir J diduga memiliki "andil" cukup besar dalam peristiwa tersebut.

Demikian kata Ketua Komnas HAM Taufan Damanik saat mengungkapkan hasil pemeriksaan tersangka kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo, di Mako Brimob Depok, Jumat (13/8/2022).

Salah satunya adalah soal isi percakapan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi di rumah pribadi yang terletak di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta, sebelum terjadi penembakan pada Brigadir J.

Menurut Taufan, ada komunikasi antara Fery Sambo dan Putri Sambo yang mempengaruhi yang terjadi selanjutnya di TKP pembunuhan, yakni di rumah dinas mantan Kadiv Propam yang terletak di Komplek Polri Duren Tiga nomor 58.

"Ternyata juga ada komunikasi antara Pak Sambo dan Bu Sambo sehingga memang sangat mempengaruhi peristiwa yang ada di TKP," ungkap Taufan.

Baca juga: Brigjen Andi Rian Sebut Laporan Pelecehan Istri Ferdy Sambo Upaya Penghalangan Penyidikan

Sementara Komisioner Komnas HAM RI M Choirul Anam juga mengungkap terkait peristiwa yang terjadi di kawasan rumah pribadi Sambo di Kompleks Pertambangan, Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

“Kita punya, waktu di Saguling itu satu peristiwa yang kalau dalam rekaman video ada raw material yang kami dapatkan, lebih dari satu jam yang tadi kita juga tanyakan,” kata Choirul Anam dalam konferensi pers di Mako Brimob Depok, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022)

Dari temuan dan hasil pemeriksaan itu, Anam mengatakan ada komunikasi antara Sambodengan istri, Putri Chandrawathi.

Percakapan itu lanjut dia, diduga turut mempengaruhi yang terjadi selanjutnya di rumah dinas mantan Kadiv Propam yang terletak di Komplek Polri Duren Tiga, yang merupakan TKP penembakan Brigadir J.

Baik Anam maupun Taufan Damanik sendiri tidak menjelaskan isi komunikasi yang dimaksud, antara Sambo dengan Putri.

4 Poin Penting Pengakuan Sambo

Berikut ini poin-poin pengakuan tersangka pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat atau Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo, saat diperiksa Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Mako Brimob, Jumat (12/8/2022). 

Menurut Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, pemeriksaan terhadap Ferdy Sambo dilakukan di ruangan tertutup dan hanya dilakukan oleh Komnas HAM, tanpa ada pihak lain. 

Berikut ini poin-poin keterangan Ferdy Sambo yang disampaikan kepada Komnas HAM sebagaimana dikutip dari keterangan yang disampaikan Komnas HAM dalam keterangan pers: 

1. Akui sebagai aktor utama rekayasa cerita dan rusak TKP

Ahmad Taufan Damanik menyatakan, dalam keterangannya kepada Komnas HAM, Ferdy Sambo mengakui bahwa dialah yang menjadi aktor utama dalam pembunuhan Brigadir J. 

Selain itu, Ferdy Sambo juga mengaku sebagai pihak yang merekaya cerita dan merusak Tempat Kejadian Perkara (TKP). 

"Dia sudah katakan, inilah peristiwa yang sebetulnya. Poin utamanya, dia aktor utamanya. Yang kedua, dia mengakui dia yang merekayasa (cerita," kata Ahmad Taufan Damanik. 

Penjelasan Ahmad Taufan Damanik itu juga dibenarkan oleh Komisioner Komnas HAM, Chairul Anam. 

Chairul Anam mengatakan Ferdy Sambo mengakui telah melakukan obstruction of justice atau tindakan yang menghalangi penyidikan. 

Tindakan itu mulai dari menyusun cerita yang bukan sebenarnya hingga melakukan perusakan TKP. 

"Soal obstruction of justice ini memang dia mengakui bahwa dialah yang menyusun cerita, dialah yang mencoba untuk membuat TKP sedemkian rupa sehingga semua orang susah membuat terang peristiwanya karena memang ada kerusakan di TKP. Dia yang bertanggungjawab membuat itu semua," jelas Anam. 

2.  Sebut Brigadir J masih hidup saat Sambo tiba TKP

Dalam pemeriksaan itu, Komnas HAM juga bertanya kepada Ferdy Sambo, apakah Brigadir J masih hidup atau sudah meninggal saat Sambo tiba di TKP yakni di rumah dinas di Duren Tiga. 

Menjawab pertanyaan itu, Ferdy Sambo menjawab Brigadir J masih dalam kondisi hidup. 

"Dia bilang masih hidup," kata Anam. 

Diketahui, dalam rekaman CCTV yang diperoleh Harian Kompas, Ferdy Sambo terekam keluar dari rumah pribadinya di Jalan Saguling III pada pukul 17.10 WIB. 

Diduga ia kemudian bergerak ke TKP atau rumah dinas pribadinya yang lokasinya tidak jauh dari rumah pribadi di Jalan Saguling III. 

3. Sebut ada peristiwa yang terjadi di Magelang

Saat memeriksa Ferdy Sambo, Komnas HAM juga bertanya soal ancaman terhadap Josua yang terungkap dari percakapan antara Josua dengan kekasihnya, Vera.

Percakapan itu terjadi saat Josua mengawal Putri Chandrawathi di Magelang, Jawa Tengah. 

Menjawab hal itu, Ferdy Sambo mengakui terjadi sebuah peristiwa di Magelang. 

Namun, Komnas HAM tidak merinci peristiwa apa yang terjadi. 

"Soal apa yang terjadi di Magelang khususnya soal percakapan Joshua dengan Vera yang ada ancaman, terkonfirmasi apa dan peristiwa apa yang terjadi di Magelang. Ada suatu peristiwa yang nanti akan kami rekomendasi ke penyidik," jelas Anam. 

4. Ada pembicaraan antara Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi saat berada di rumah pribadi di Jalan Saguling III

Komnas HAM juga bertanya kepada Ferdy Sambo soal apa yang terjadi saat Sambo dan istrinya berada di rumah pribadi Jalan Saguling III. 

Diketahui, berdasar rekaman CCTV, Ferdy Sambo tiba di rumah pribadi Jalan Saguling III pada pukul 15.29 WIB. 

Setelah itu, disusul Putri Chandrawathi tiba pukul 15.40 WIB atau selisih 11 menit. 

Setelah itu, Ferdy Sambo meninggalkan rumah itu pada pukul 17.10 WIB. 

Dengan demikian, Ferdy Sambo di rumah pribadi itu sekira satu jam, yakni pukul 15.40 hingga 17.10. 

Dari pendalaman Komnas HAM, Ferdy Sambo mengakui ada komunikasi antara dirinya dengan sang istri di rumah pribadi Jalan Saguling III.

Komunikasi itu kemudian berpengaruh dengan terjadinya penembakan Brigadir Joshua di rumah dinas. 

"Apa yang terjadi di Saguling, dalam rekaman video di Saguling itu, ada waktu sekira satu jam. Ternyata ada komunikasi antara Pak Sambo dengan Bu Sambo sehingga sangat mempengaruhi peristiwa yang ada di TKP," ujarnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini