Namun, ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Solo.
Pada 24 Januari 1988, GPH Sudjiwo Kusumo dinobatkan menjadi Raja Mangkunegara dengan gelar KGPAA Mangkunegarea IX.
Penobatan ini setelah setahun sebelumnya atau tepatnya pada 2 Agustus 1987, ayahnya, Mangkunegara VIII meninggal dunia.
Pada saat penobatannya dipenuhi suasana sakral, digelar Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Tari Palguna Palgunadi.
Raja yang Peduli dengan Seni Tari
Mangkunegara IX merupakan raja masa kini atau raja modern yang peduli akan perkembangan kesenian.
Ia menempatkan kesenian khususnya seni tari yang mengikuti perkembangan zaman.
Selain itu, Mangkunegara IX juga menampilkan Pura Mangkunegaran sebagai pusat budaya Jawa.
Kepada para pengunjung Pura Mangkunegaran, selalu disuguhkan kesenian Mangkunegaran seperti tari, wayang kulit, dan fragmen.
Pada masa pemerintahan Mangkunegara IX, kehidupan tari gaya Mangkunegaran semakin berkembang.
Karya-karya yang dihasilkannya pada masa Mangkunegara IX di antaranya: Tari Bedhaya Suryosumirat (1990), Tari Kontemporer Panji Sepuh (1993), Tari Harjuna Sasrabahu, Tari Puspita Ratna (1998), Tari Kontemporer Negeri Sembako (1998), Tari Kontemporer Krisis (1999). ), Drama tari Mintaraga, Drama tari Dewa Ruci, dan lain sebagainya.
Kisah Asmara, Pernah Jadi Menantu Soekarno
Sementara itu, menurut catatan Wikipedia, Mangkunegara IX muda menikah dengan putri Presiden pertama RI, Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri pada 1974.
Namun, pernikahan itu berakhir pada tahun 1984.