News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Hasil Survei Sebut Banyak Partai Politik Baru yang Belum Dikenal Publik 

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diskusi yang digelar Alogaritma Research dan Consulting di Hotel Akmani, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (21/8/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Partai Ummat, dan Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) merupakan partai-partai baru yang paling banyak dikenal publik.

Pernyataan ini berdasarkan hasil survei nasional 2022 yang dilakukan Algoritma Research & Consulting yang dipublikasikan pada Minggu (21/8/2022).

Direktur Riset dan Program Algoritma Research and Consulting Fajar Nursahid menyatakan tiga partai tersebut mendapat sounding yang baik di publik.

Sebab 3 partai tersebut merupakan pecahan partai-partai yang sudah mapan sebelumnya.

Sementara partai lain tidak memiliki ruang yang cukup untuk terdengar eksistensinya di publik.

"Hanya 3 partai itu yang mendapatkan sounding publik, yang mereka juga bagian-bagian afiliasi dari partai-partai yang sudah mapan sebelumnya, baik itu pecahan atau yang lainnya," kata Fajar di Kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

Partai yang diketuai Anis Matta, yakni Partai Gelora mendapatkan atensi dari masyarakat sebanyak 11,1 persen dari 366 orang yang disurvei.

Sementara Partai Ummat mendapatkan atensi dari masyarakat sebesar 9,9%. Sedangkan PRIMA mendapatkan atensi masyarakat sebesar 3,2%.

Fajar menyatakan masih banyak partai-partai politik baru yang tidak cukup dikenal publik seperti Partai Masyumi (2,2%), Partai Nusantara (0,7%), Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) (0,5%), Partai Indonesia Damai (PID) (0,2%), Partai Usaha Kecil Menengah (PUKM) (0,2%), Partai Negeri Daulat Indonesia (PANDAN) (0,1%).

Baca juga: Bawaslu Sarankan Masyarakat Mengadu jika Namanya Dicatut Masuk Kepengurusan Parpol

Bahkan sebanyak 1,7% responden menjawab tidak tahu partai-partai tersebut.

Fajar mengatakan angka menunjukkan bahwa hanya 30% publik yang tau ada partai baru, sedangkan 69% lainnya menjawab tidak tahu. 

"Artinya bahwa berbagai macam geliat untuk melakukan pendaftaran politik oleh parpol sekarang ini, atau berbagai macam inisiatif untuk membuat partai baru itu tidak cukup clear di masyarakat. Dan mereka juga hanya terikat gerak siapa yang mereka tau partai-partainya," kata Fajar. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini