TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada sosok Jenderal Bintang Tiga Polri yang disebut-sebut Menko Polhukam Mahfud MD hendak mengundurkan diri dalam kasus yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
Sementara itu kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak sosok jenderal bintang tiga itu ketakutan akibat kasus pembunuhan Brigadir J terungkap.
Namun apakah Jenderal Bintang Tiga yang disebutkan Mahfud MD dan Kamaruddin adalah sosok yang sama masih misterius.
Dalam rapat bersama Komisi III DPR RI, ucapan Mahfud yang menjabat Ketua Kompolnas ini disinggung anggota Fraksi PAN Sarifuddin Suding.
Menurut Suding, pernyataan Mahfud tersebut memunculkan spekulasi adanya ketidakkompakan di lingkungan Polri dalam penanganan kasus tewasnya Brigadir J.
Setelah sejumlah anggota Komisi II DPR RI melakukan interupsi, Suding pun kembali menekankan pentingnya Mahfud untuk mengungkap sosok Jenderal Bintang Tiga tersebut kepada DPR RI.
Mahfud lantas menegaskan penolakannya untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"Saya berhak tidak menjawab tentang itu dan saya sudah berkomunikasi langsung dengan Kapolri. Kecuali ada bintang 3 yang menggugat saya ke pengadilan, saya merasa dituduh lalu gugat, baru. Kalau ini forum politik, tidak bisa. Saya berhak untuk menolak menjawab," kata Mahfud.
Suding kemudian menanyakan kembali Mahfud MD terkait masalah apa jenderal tersebut ingin mengundurkan diri.
Mahfud kembali menolak menjawab pertanyaan tersebut.
"Saya berhak tidak menjawab soal ini. Kan sudah dijelaskan di TV," tegas Mahfud.
Anggota Komisi III DPR RI Benny K Harman kemudian menginterupsi.
Baca juga: Mahfud MD Tolak Jawab Komisi III DPR soal Isu Seorang Komjen Bakal Mundur dalam Kasus Ferdy Sambo
Namun interupsi tersebut, disela oleh Suding yang merasa gilirannya belum selesai.
Benny kemudian melakukan interupsi lagi.
Sejurus kemudian anggota Komisi III DPR RI Habiburokhman mengingatkan kepada pimpinan rapat agar pimpinan rapat menjalankan mekanisme persidangan terkait interupsi dan substansi yang dibicarakan.
Setelah dipersilakan pimpinan rapat, Suding kemudian menekankan kembali pentingnya Mahfud menjawab hal tersebut.
Menurutnya hal tersebut penting dijawab oleh Mahfud agar tidak ada lagi spekulasi di publik mengenai ketidak kompakan Kepolisian dalam menangani kasus tersebut.
"Saya akan menjelaskan itu kepada dua pihak. Satu kepada Kapolri yang kedua kepada Presiden. Tidak bisa ada orang memaksa saya. Seperti saya katakan ada orang berzina di sana, lalu saya bilang orangnya ini, kan tidak boleh. Jadi saya tidak bisa dipaksa kalau urusan ini," jawab Mahfud tegas.
Wakil Ketua Komisi III yang bertindak sebagai pimpinan rapat, Ahmad Sahroni kemudian menawarkan untuk membicarakan hal tersebut secara tertutup.
Namun Mahfud lagi-lagi menolak.
"Nggak. Biar nanti Pak Kapolri yang menyampaikan," kata Mahfud yang diiringi keriuhan di ruang rapat Komisi III DPR RI.
Benny lalu menyatakan posisinya mendukung Suding.
Menurutnya, Mahfud wajib menjawab pertanyaan publik yang dalam hal ini diwakili oleh Komisi III DPR RI.
Senada dengan Suding, ia pun meminta Mahfud menjawab agar tidak ada lagi spekulasi di publik terkait hal tersebut.
"Nanti saya sampaikan kepada pimpinan (rapat) berdua," kata Mahfud.
Kamaruddin Simanjuntak sebut ada jenderal bintang 3 ketakutan
Sementara itu Kamaruddin Simanjuntak dalam wawancara bersama Aiman Witjaksono menyebut ada seorang Jenderal Bintang Tiga yang ketakutan.
"You tau ngga, Jenderal Bintang 3 sudah curhat ke saya, abang aja yang terlalu berani katanya. Kenapa? Karena kau sudah tidak ada lagi saraf ketakutan," kata Kamaruddin.
Kamaruddin mengaku bingung kenapa seorang jenderal yang justru takut dengan oknum di internalnya sendiri.
"Guwe bingung kenapa kalian yang takut? Bukan harusnya mafia yang takut sama kita," kata Kamaruddin.
"Bercanda kali bang?" kata Aiman.
"Ya ngga tau saya bercanda atau ngga. Tapi kenapa banyak jenderal yang mengatakan kepada saya," kata Kamaruddin.
"Apa curiganya?" tanya Aiman.
"Karena mereka ngga tahu siapa teman siapa lawan. Karena Ferdy Sambo ini biarpun bintangnya dua. Ada orang lain yang back up dia," ujarnya.
Kamaruddin lalu mengungkap bahwa dirinya sempat kesulitan saat ingin menyerahkan bukti baru ke penyidik.
Menurutnya ada penyidik yang menolak hingga ketakutan.
"Sebagai contoh saya mau WhatsApp bukti dari HP saya ke WA penyidik, penyidiknya yang ketakutan. Takut HP mereka dipantau oleh hantu itu," ujarnya.
"Yang kami lawan ini kan iblis yang tidak ada darahnya. Ada juga penyidik yang menolak bukti, karena ditolak saya kasih tau ke media. Jadi masyarakat harus tahu bahwa lembaga negara ini sudah disandera oleh mafia," ujarnya. (*)