Namun, keterangan Kapolri tidak jauh berbeda dengan keterangan Timsus sebelumnya.
Sebagaimana diberitakan Tribunnews.com, Kapolri menyatakan Ferdy Sambo memerintahkan pembunuhan Brigadir J setelah emosi usai mendapat laporan dari istrinya, Putri Chandrawathi.
"Motif saudara FS melakukan perbuatan tersebut karena yang bersangkutan marah dan emosi atas setelah mendengar laporan dari ibu PC," kata Sigit.
Baca juga: Inikah Sosok Kuasa Hukum Ferdy Sambo? Mengapa Jarang Muncul ke Publik?
Putri, kata Sigit, menceritakan suatu persitiwa yang dituding dilakukan Brigadir J di Magelang.
Insiden itu disebut telah menciderai harkat martabat keluarga Ferdy Sambo.
Namun Kapolri tidak menjelaskan secara rinci terkait insiden tersebut.
Nantinya, hal itu akan terbuka di persidangan.
"(Ferdy Sambo marah) dengan peristiwa terjadi di Magelang yang dianggap menciderai harkat martabat keluarga. Untuk lebih jelasnya akan diungkap di persidangan," bebernya.
6. Peran Brigjen Hendra Kurniawan
Dalam RDP, Kapolri juga mengungkap peran Brigjen Hendra Kurniawan yang saat peristiwa terjadi menjabat sebagai Karopaminal Divpropam Polri.
Brigjen Hendra Kurniawan kemudian dicopot dan dikurung di Mako Brimob.
Diungkap Kapolri, Brigjen Hendra Kurniawan melakukan intervensi terhadap keluarga Brigadir J di Jambi.
"Kemudian malam harinya datang personel dari Div Propam Polri yang berpangkat pati atas nama Brigjen Pol Hendra atau Karo Paminal yang menjelaskan dan meminta pada saat itu untuk tidak direkam dengan alasan terkait dengan masalah aib," ucapnya, diberitakan Tribunnews.com.
Listyo menyebut ada kejanggalan lain juga yang disampaikan oleh Hendra Kurniawan.
Dia mengatakan Hendra Kurniawan juga menjelaskan soal insiden yang menewaskan Brigadir Yoshua secara detail.
"Terkait dengan penjelasan tersebut keluarga tidak percaya dengan penjelasan yang telah diberikan oleh personel Div Propam Polri tersebut, beberapa hal ditanyakan antara lain masalah CCTV di tempat kejadian, hal-hal yang dirasa janggal, kemudian terkait barang-barang korban, termasuk HP dan kejanggalan-kejanggalan ini kemudian viral di media dan mendapatkan perhatian publik," kata Listyo.
(Tribunnews.com/Daryono/Igman Ibrahim/Yohanes Listyo)