TRIBUNNEWS.COM - Berikut mengenal apa yang disebut dengan fenomena La Nina.
BMKG mengungkapkan penyebab turunnya hujan pada musim kemarau ini adalah fenomena La Nina.
Dikutip dari laman iklim.bmkg.go.id, La Nina adalah fenomena alam yang menjadi faktor penyebab terjadinya curah hujan yang tinggi dan udara menjadi lebih dingin.
Fenomena La Nina di Indonesia terjadi karena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.
Hal itu menyebabkan meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia saat musim kemarau.
Kedatangan musim kemarau di Indonesia umumnya berkait erat dengan peralihan Angin Baratan (Monsun Asia) menjadi Angin Timuran (Monsun Australia).
Baca juga: La Nina dan Supermoon Berpotensi Perparah Banjir Rob Surabaya, Ini Wilayah Lain yang Terdampak
BMKG memprediksi peralihan angin monsun terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada akhir April 2022 lalu.
Kemudian mulai mendominasi wilayah Indonesia pada bulan Mei hingga Agustus 2022.
Musim Kemarau di Indonesia 2022
BMKG mencatatat, jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis awal musim kemarau periode 1991-2020, maka awal musim kemarau 2022 di Indonesia diprakirakan mundur.
Secara umum kondisi Musim Kemarau 2022 diprakirakan normal atau sama dengan rerata klimatologisnya pada 197 Zona Musim (ZOM) atau 57,6 persen.
Namun, sejumlah 104 ZOM atau 30,4 persen wilayah Indonesia, akan mengalami kondisi kemarau "Atas Normal" atau musim kemarau lebih basah.
Musim kemarau lebih basah yaitu curah hujan pada musim kemarau lebih tinggi dari rerata klimatologis.
Sementara 41 ZOM atau 12,0 persen akan mengalami "Bawah Normal" atau musim kemarau lebih kering.