TRIBUNNEWS.COM - Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi PKS, Mulyanto, kecewa atas keputusan pemerintah menaikkan harga BBM, Sabtu (3/9/2022).
Harga Petalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.
Harga Solar subsidi naik dari Rp 5.150 per menjadi Rp 6.800 per liter.
Lalu, harga Pertamax non-subsidi naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
"Kami kecewa dengan keputusan tersebut."
"Pemerintah tidak mendengar masukan dari masyarakat, dan tetap bergeming dengan sikapnya," ungkap Mulyanto saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu.
Baca juga: Harga BBM Naik, PKS: Kasihan Warga, Pemerintah Lebih Mementingkan Proyek IKN dan Kereta Cepat
Anggota Majelis Syura PKS itu juga menilai kenaikan harga BBM bersubsidi akan memberatkan masyarakat kurang mampu.
"Masyarakat kurang mampu akan menderita dengan kenaikan harga BBM bersubsidi ini."
"Sementara pengguna mobil mewah terus akan menikmati BBM bersubsidi. Subsidi tidak tepat sasaran berlanjut," ungkapnya.
Selain itu, harga pangan dinilai Mulyanto tinggal menunggu waktu untuk mengalami kenaikan.
"Perkiraan saya harga-harga, khususnya pangan, akan bergerak naik beserta multiflyer effect-nya," ungkap Mulyanto.
Dampak Kenaikan Harga BBM
Sementara itu, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai akan memicu kenaikan harga di berbagai sektor.
Tidak hanya memicu kenaikan biaya transportasi saja, kenaikan BBM juga akan membuat harga bahan-bahan logistik meningkat.