"Kalau dari keterangannya demikian, tapi (ancaman) ini perlu diselidiki lebih lanjut. Nanti ditanyakan saja pada penyidik. Itu sudah disampaikan semuanya itu dalam laporan," katanya.
Lebih lanjut, Andy juga menyebut, keengganan Putri Candrawathi untuk melapor lantaran pertimbangan posisinya sebagai istri petinggi Polri.
Termasuk usia yang tak lagi muda juga menjadi salah satu pertimbangan.
"Pada usia yang jelang 50 tahun, memiliki anak perempuan maupun rasa takut pada ancaman, dan menyalahkan diri sendiri sehingga merasa lebih baik mati, ini disampaikan berkali-kali," katanya, dikutip dari Kompas TV.
Komnas Perempuan merekomendasikan pihak kepolisian guna menindaklanjuti dugaan kekerasan seksual yang dialami Putri Candrawathi.
Baca juga: Sisa Cerita Wisuda Brigadir J, Suara Sang Profesor Nyanyikan Lagu Batak Iringi Tangisan Ayah Yosua
"Kami menemukan bahwa ada petunjuk-petunjuk awal yang perlu ditindaklanjuti oleh pihak penyidik, baik dari keterangan P (Putri), S (Sambo), maupun asesmen psikologi tentang dugaan peristiwa kekerasan seksual ini," kata Andy.
Komnas HAM Temukan Foto Brigadir J Terkapar
Komnas HAM berhasil menemukan foto Brigadir J terkapar di lantai usai menjadi korban kekejaman Ferdy Sambo, foto itu ditemukan di sampah.
Foto Brigadir J terkapar diketahui berada di rumah dinas Ferdy Sambo Kompleks Polri Nomor 46, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022 lalu.
Foto tersebut didapat Komnas HAM usai bekerja keras dalam mencari bukti di kasus pembunuhan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.
Diketahui foto itu, menunjukkan posisi Brigadir J usai menghembuskan nyawa di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Pada foto tersebut, Brigadir J tampak mengenakan kaos berwarna putih dan celana jeans panjang.
Foto tersebut menurut Choirul Anam diambil kurang dari satu jam setelah kejadian.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Bukan Cuma Bharada E, Komnas HAM Ungkap Dugaan Temuan Pelaku Lain yang Eksekusi Brigadir J
(Tribun Jakarta, Tribun Jambi, Tribunnews.com/Salis, Kompas TV, Kompas.com)