Gelar pendidikannya pun seakan lengkap ketika pada tahun 2014, dirinya menerima gelar Doktor Honoris Causa di bidang bisnis dari William Business College, University of Sydney, Australia.
Karier
Suharso meniti kesuksesan dalam bidang enterpreneur selama 20 tahun sejak dirinya lulus dari ITB.
Contohnya ia pernah menjabat sebagai Direktur Penerbitan IQRA Bandung pada tahun 1979-1981.
Lalu General Manager PT First Nabel Supply milik Rahmat Gobel dari tahun 1981-1982.
Kemudian dirinya juga sempat menjadi Pemimpin Usaha Harian Majalah Mobil Motor (1991-2000), Direktur PT Bukaka Sembawang Systems (1995-1998), hingga Komisaris Utama PT Agro Utama Global (1999-2002).
Baca juga: Suharso Nilai Pembiasan Pidatonya Soal Amplop Kiai Rugikan Elektoral PPP
Kesuksesan Suharso dalam dunia usaha membuat dirinya mencoba peruntungan di dunia politik.
Tak pelak, ambisinya diawali dengan bergabung dengan PPP pada saat Pemilu 2004.
Bak gayung bersambut, ia pun terpilih menjadi anggota DPR RI untuk periode 2004-2009.
Kariernya di dunia politik semakin moncer ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuknya sebagai Menteri Perumahan Rakyat di Kabinet Indonesia Bersatu II pada tahun 2009.
Hanya saja, belum genap lima tahun, pada tahun 2011, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri lantaran alasan pribadi dan melanjutkan bisnisnya di bidang manufaktur dan kimia.
Kendati begitu, ia masih aktif dalam dunia politik melalui partai yang menaunginya yaitu PPP.
Bahkan ia sempat terlibat dalam konflik internal PPP antara PPP kubu Suryadharma Ali melawan PPP kubu Romahurmuziy.
Namun dalam pusaran konflik itu, Suharso memilih untuk bergabung dengan PPP kubu Romahurmuziy.