Sementara sang ayah yaitu Jumanto (54), sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
"Di rumah juga tidak punya komputer, kita orang tidak punya, untuk makan sehari-hari saja repot," kata Prihatin kepada SURYA.CO.ID, Kamis (15/9/2022).
Maka itu Prihatin kaget ketika empat orang polisi menjemput anak kedua dari 3 bersaudara itu.
Prihatin tidak tahu alasan penangkapan anaknya. Ia juga mengaku jika anaknya, MAH hanya punya sebuah ponsel.
Saat penangkapan pun, MAH hanya bilang akan dibawa ke Polsek Dagangan oleh petugas.
"Saat dibawa (petugas), tidak bilang apa-apa, cuma ambil sajadah dan sarung," lanjutnya.(tribun network/igm/yan)