Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk membangun saling pengertian dan meningkatkan profesionalisme serta kerja sama antara TNI Angkatan Darat dengan Angkatan Darat negara-negara di Eropa.
Kunjungan tersebut diawali dengan upacara kehormatan secara militer dan dilanjutkan Courtesy Call.
Dudung menyampaikan upaya-upaya dalam peningkatan kemampuan Angkatan Darat kedua negara melalui pendidikan dan latihan bersama.
Ia juga mengundang Lieutenant General Martin Wijnen untuk berkunjung ke Markas Besar TNI Angkatan Darat di Jakarta serta menjadi observer latihan pada Latihan Bersama Indonesia-Belanda di masa mendatang.
Sementara itu Wijnen menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan Dudung serta mengapresiasi penerimaan yang baik oleh TNI AD kepada Netherland Army Logistics saat berkunjung ke Pusbekangad dan Pussenif, dua pekan lalu.
Keduanya berharap, melalui kunjungan kehormatan maupun interaksi melalui latihan serta pendidikan dapat meningkatkan kerja sama yang telah berjalan dengan baik antara TNI AD dan Angkatan Darat Belanda.
Oleh karenanya hubungan kedua Angkatan Darat harus terus dikembangkan dan ditingkatkan di masa-masa yang akan datang.
Sebelumnya, muncul polemik akibat pernyataan Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang melontarkan isu disharmoni antara Panglima TNI dengan KSAD dalam rapat bersama Kemhan dan TNI di DPR RI.
Dudung kemudian menegaskan TNI Angkatan Darat solid.
Menurut Dudung perbedaan pendapat antara dirinya dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa merupakan hal biasa.
Selama ini, ia pun mengaku tetap melaksanakan tugas-tugas yang telah diperintahkan Jenderal Andika Perkasa kepadanya khus
Baca juga: Menhan Prabowo dan KSAD Jenderal Dudung Bahas Pertahanan Teritorial
usnya terkait penyiapan, pendidikan, dan pelatihan pasukan.
"TNI Angkatan Darat sekarang solid. Pada umumnya TNI tidak ada hal-hal yang memprihatinkan. Saya baru pulang dari Pekanbaru ya, ada isu kalau saya dengan Panglima TNI ada perbedaan pendapat dan sebagainya. Itu biasa," kata Dudung dalam konferensi pers di Mabes TNI Angkatan Darat Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022).
"Zaman Pak Hadi dengan Pak Andika, zaman Pak Hadi dengan Pak Gatot, Pak Mulyono dengan Pak Gatot itu biasa. Jadi tidak benar kalau ada hal-hal, terjadi gesekan dan sebagainya," lanjut dia.