"Biaya sewanya, sekelas pesawat tersebut, misalnya Jakarta-Denpasar Pulang Pergi atau PP, sekitar Rp1,2 Miliar," kata Alvin Lie.
Kaitan Jet Pribadi dengan Konsorsium 303
Alvin Lie mengatakan tidak dapat memastikan ada keterkaitan jet pribadi yang berasal dari San Marino itu dengan konsorsium 303 atau mafia judi.
Sekalipun San Marino diketahui memiliki banyak kasino judi.
"Jikapun ada, maka usahanya tetap berbeda atau sendiri-sendiri, dengan usaha sewa penerbangan pesawat jet ini," kata Alvin Lie.
Sementara Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman mengatakan tidak menutup kemungkinan pesawat jet dipakai mengangkut fisik uang hasil usaha judi ke luar negeri atau San Marino dan kemudian dimasukkan ke bank-bank di sana.
Sebab apabila dengan melalui transfer dari dalam negeri bisa terdeteksi oleh pihak berwenang.
"Seperti di film-film itu kan seperti itu, jadi bisa saja itu yang terjadi," ujarnya.
Menurut Boyamin dengan fantastisnya nilai sewa pesawat jet pribadi itu, bisa dianggap gratifikasi karena digunakan diluar tugas negara oleh Brigjen Hendra Kurniawan.
Lagi IPW Bocorkan Data Jet Pribadi yang Ditumpangi Brigjen Hendra Kurniawan
Brigjen Hendra Kurniawan saat ini menjadi sorotan publik.
Brigjen Hendra Kurniawan merupakan tersangka kasus obstruction of justice kasus kematian Brigadir J.
Saat itu Brigjen Hendra Kurniawan menjabat sebagai Kepala Biro (Karo) Pengamanan Internal (Paminal) Polri dan anak buah Ferdy Sambo.
Belakangan, Brigjen Hendra Kurniawan disorot karena menggunakan jet pribadi saat pergi ke rumah Brigadir J di Jambi.