TRIBUNNEWS.COM - Nama eks Karo Paminal Divisi Propam Polri Brigjen Pol Hendra Kurniawan saat ini sedang menjadi pembicaraan publik karena diduga menggunakan pesawat jet pribadi (private jet) untuk terbang menemui keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Jambi.
Peristiwa itu terjadi pada 11 Juli 2022, dengan penerbangan dari Jakarta ke Jambi.
Diketahui, maksud kedatangan Hendra bersama rombongan adalah untuk menghalang-halangi keluarga untuk melihat jenazah Brigadir J.
Selain mengusut kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso pun juga meminta timsus untuk juga mengusut kepemilikan jet pribadi (private jet) tersebut.
Kabar yang beredar, jet pribadi (private jet) tersebut dimiliki oleh seorang pengusaha RBT.
Mengutip Kompas.com, pengamat penerbangan Alvin Lie menjelaskan tentang keberadaan pesawat jet pribadi bernomor registrasi T7-JAB tersebut.
Baca juga: Polri Segera Kirimkan Berkas Pemecatan Ferdy Sambo ke Setneg
Jenis pesawat yang diduga digunakan Brigjen Hendra adalah Raytheon Hawker 850XP.
Dalam data situs FlightRadar24, jet tersebut adalah tercatat milik pribadi.
Adapun data lain tentang nomor serial dan usia pesawat tidak bisa diakses.
Dugaan Terlibat Konsorsium 303
Mengutip Kompas.com, Sugeng Teguh menduga, jet yang dipakai Hendra untuk bertolak ke Jambi itu berjenis Bomber 900 XP.
Jet tersebut disebut-sebut terdaftar di San Marino, Eropa.
"Hendra Kurniawan dan rombongan berangkat ke Jambi menggunakan private jet jenis Bomber 900 XP dengan register penerbangan T7 yang teregister di San Marino," kata Sugeng Teguh.
Bahkan, lanjut Sugeng, ada indikasi jet yang ditumpangi Hendra dan rombongan itu berkaitan dengan mafia judi yang terlibat Konsorsium 303.