News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Pengamat Nilai Sindiran AHY ke Jokowi soal 'Gunting Pita' Proyek Infrastruktur Salah Strategi

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AHY dan Jokowi. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pemerintah sekarang 'tinggal gunting pita' untuk proyek infrastruktur setelah Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak lagi menjabat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY salah strategi karena menyindir Presiden Joko Widodo hanya sekedar 'gunting pita' proyek infastruktur yang dibangun di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dia mengatakan setiap presiden memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

"Setiap presiden punya kelebihan dan kekurangan menurut saya," ujar Pangi kepada wartawan, belum lama ini.

Meski demikian, Pangi melihat serangan yang dilontarkan AHY kepada Jokowi merupakan upaya untuk meningkatkan elektabilitas personal dan partainya.

"Tentu saja cara seperti ini untuk meningkatkan elektabilitas AHY atau demoktat," ujar Pangi.

Baca juga: Tak Sekadar Gunting Pita, Infrastruktur Era Jokowi Alami Lompatan Besar, Era SBY Hanya Segini

Pangi juga mengingatkan oposisi memang berhak untuk mengritik pemerintah. Namun, dia mengingatkan untuk menggunakan data.

Bicara soal data, Pangi menyarankan AHY harus lebih teliti.

Dia pun mencontohkan bagaimana PDIP kala menjadi oposisi di era SBY.

Sebelumnya, AHY menyindir rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode pertama yang hanya prosesi gunting pita untuk meresmikan proyek pembangunan.

AHY menyebut Jokowi hanya meresmikan proyek infrastruktur yang sebelumnya memang sudah dijalankan di era pemerintahan Presidem Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hal itu disampaikannya dalam pidato pembukaan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9/2022).

"Jadi jelas banyak sekali proyek-proyek itu kami menyeluruh dan tidak sering kali dipublikasi. Ada yang mengatakan misal, jaman dulu enggak ada pembangunan infrastruktur nyatanya banyak," kata AHY.

Kemudian, AHY menyatakan banyak pembangunan atau proyek infrastruktur yang dibangun di era SBY tapi tidak banyak dipublikasikan.

"Kami rencanakan, persiapkan, dialokasikan anggarannya, dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan tinggal 90 persen, tinggal gunting pita. Setahun (pemerintahan) gunting pita kira-kira masuk akal enggak," ujarnya.

Lantas, AHY mengatakan pihaknya tak memerlukan apresiasi publik terhadap program kerja yang dijalankan saat era SBY.

Namun menurutnya menyebut tak seharusnya kinerja pemerintahan terdahulu diklaim sebagai keberhasilan pemerintahan saat ini.

"Kita enggak perlu juga diapresiasi tapi jangan mengatakan, 'ini kehebatan kita, satu tahun gunting pita'," ucap AHY.

Identitas Partai Oposisi

Sementara itu, langkah AHY dan SBY dinilai dapat meningkatkan elektoral dari konstituen yang tak puas dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyebutkan, identitas Partai Demokrat sebagai partai oposisi cukup strategis.

“Penegasan Demokrat sebagai oposisi tentu bisa menjadi strategi politik yang efektif untuk mendapatkan intensif elektoral yang memadai dari basis pemilih yang tidak puas terhadap pemerintah,” papar Umam kepada Kompas.com, Kamis (22/9/2022).

Menurut dia, Partai Demokrat bisa menjadi pilihan pertama konstituen yang dulu memilih Partai Gerindra.

“Juga pemilih partai oposisi utama sebelumnya yakni Gerindra, yang kini telah berbalik arah bergabung di pemerintahan,” ujarnya.

Umam berpandangan, pernyataan SBY soal dugaan kecurangan Pemilu 2024 tak sekadar tudingan belaka, tetapi juga narasi yang dibuat untuk mengukuhkan diri sebagai partai politik (parpol) oposisi sejati.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini