Data tersebut, kata dia, dipantau dari beberapa rumah sakit di Malang.
"Termasuk tadi kami juga berkomunikasi dengan beberapa teman-teman Aremania yang mengantarkan jenazah ke pemakaman," kata Anam.
KontraS Duga Terjadi Pelanggan Hukum dan HAM dalam Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Komisi untuk Orang Hilang dan Korbang Tindak kekerasan (KontraS) menilai terjadi dugaaan pelanggaran hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Berdasarkan informasi yang didapat KontraS pasca pertandingan Arema FC dan Persebaya yang berlangsung, Sabtu (1/10/2022) malam lalu, tampak sejumlah penonton memasuki lapangan dan direspon oleh aparat keamanan dengan melakukan tindak kekerasan.
Melalui video yang beredar, Badan Pekerja Kontras Fatia Maulidiyanti mengatakan terlihatnya aparat melakukan tendangan dan pemukulan.
Selain itu, diperparah dengan adanya penembakan gas air mata yang dirasa makin memperburuk situasi.
Berdasar video tersebut, KontraS memberikan beberapa catatan penting terkait beberapa hal yaitu TNI dan Polri melanggar peraturan perundangan-undangan karena melakukan tindak kekerasan dalam menghalau penonton yang masuk ke dalam lapangan stadion Kanjuruhan.
Kemudian penembakan gas air mata ke arah tribun penonton yang penuh sesak oleh Polri melanggar prinsip penggunaan kekuatan dalam tindakan kepolisian.
Lalu tindakan berlebihan yang dilakukan anggota Polri menyalahi prosedur tetap pengendalian massa. Serta Polri yang membawa senjata gas air mata melanggar ketentuan Federation International de Football Association (FIFA) Stadium Safety and Security.
“Kami melihat penggunaan gas air mata bukanlah sesuai prosedur, melainkan tindakan yang tak terukur karena mengakibatkan sejumlah dampak terhadap manusia,” ujar Fatia dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).
“Hal tersebut diperparah dengan kondisi stadion yang over kapasitas dan ruang yang tidak memungkinkan memberi kesempatan orang-orang untuk bergerak secara leluasa karena dalam kondisi panik dan terbawa arus massa. Terlebih lagi, terdapat kelompok rentan seperti anak, perempuan, ibu, bahkan orang tua menjadi pihak paling rentan dalam situasi tersebut,” tambahnya.
Sehingga, atas kejadian tersebut, KontraS ingin menyampaikan beberapa poin, di antaranya:
Pertama, mengecam tindakan kepolisian yang menembakkan gas air mata di dalam Stadion Kanjuruhan karena terbukti bukan menenangkan kondisi, malah memperburuk situasi.