Melainkan, mereka berniat memberi dukungan dan semangat pada tim kebanggan karena menelan pil pahit kalah dari Bajul Ijo dengan skor 2-3.
Diketahui, dari hasil temuan Komnas HAM, dua suporter turun dari tribun di bawah papan skor setelah pertandingan berakhir.
Aksi itu kemudian diikuti suporter lain dari tribun yang berbeda dan ditengarai menjadi alasan aparat keamanan meningkatkan tahapan keamanan.
Tetapi, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengungkapkan situasi tidak langsung ricuh saat Aremania masuk lapangan.
“Kalau ada yang bilang eskalasi penanganan itu timbul karena suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, sampai sore (5/10) ini, kami mendapat informasi bahwa tidak begitu kejadiannya," kata Choirul Anam kepada Kompas.com, Rabu (5/10/2022).
Karena itu, Komnas HAM pun mempertanyakan penggunaan gas air mata yang diarahkan ke tribun suporter.
Lantaran, kondisi saat itu masih terkendali meski banyak suporter turun ke lapangan.
“Pertanyaannya sekarang, kalau dalam 15 sampai 20 menit itu situasinya masih kondusif, apakah diperlukan gas air mata yang membuat semua penonton panik," tanya Choirul Anam.
Tragedi maut di Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10/2022), selepas laga Arema FC vs Persebaya.
Merujuk pada data yang dikeluarkan Pemkab Malang, korban meninggal mencapai 131 orang.
Sementara, korban luka ringan maupun berat mencapai ratusan dan banyak yang masih dirawat.
(Tribunnnews.com/Pravitri Retno W/Gita Irawan/Adi Suhendi, Kompas.com/Suci Rahayu/Mohamad Sadheli)