Meskipun menurutnya ada proses yang lebih cair dari itu dan butuh kebijakan secara nasional.
"Kita aja jadi suporter tidak diakui oleh negara, tidak ada regulasi yang mengatur soal itu," ujar Andie.
"Baru pada UU nomor 11 tahun 2022 ada isitilah suporter, hak dan kewajiban, namun tidak ada peraturan presiden dan peraturan menteri," menurut Andie.
Itulah alasan Andie Peci mengatakan bahwa suporter tidak diakui.
Pernyataan Andie Peci, terkait perdamaian juga disepakati oleh Dadang selaku perwakilan dari suporter Arema.
Dadang mengucapkan terima kasih atas duka citanya kepada pihak Arema.
"Kami mohon maaf, kalau pertandingan tidak melawan Persebaya kami persilahkan, tapi ini kan melawan persebaya," ujar Dadang.
Menurut Dadang keinginan Andie Peci itu akan menghadirkan friksi antar suporter di tingkat grassroot (tingkat bawah).
Terkait niat mengusut tuntas bersama kasus tersebut, Dadang hanya meminta doa saja.
Dadang mengatakan pihak Arema secara independen sudah berusaha dan bergerak.
"Doa kan kami saja, tim independen ini sudah berjalan dan membuka fakta yang sebenarnya serta berjalan beriringan dengan tim bentukan Mahfud MD," imbuh Dadang.
"Biarkan kita fokus untuk usut tuntas, doa kan kami Aremania, kepada seluruh suporter," ucap Dadang.
Andie Peci juga mengungkapkan bahwa pada saat kemenangan Persebaya melawan Arema FC, ada puluhan suporter yang akan menyambut tim pulang.
"Kita bonek sebenarnya sudah ada puluhan ribu orang menyambut kemenangan persebaya di pintu masuk Surabaya di Bunderan Waru," ungkap Andie Peci.
Namun ketika mendengar kabar tragedi dan disebarkan melalui pesan kepada seluruh teman-teman Bonek, mereka semua pulang.
"Mereka semua pulang, ga ada sambutan sama sekali," kata Andie.
"Supoter itu sebenarnya punya hati nurani, tinggal pemerintah mengelola saja suporter itu," pungkas Andie Peci.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)