News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Anggota TGIPF Kanjuruhan: Security Officer Arema FC Vs Persebaya Tak Kompeten Kelola Pertandingan

Penulis: Gita Irawan
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana sebelum rapat TGIPF Kanjuruhan dengan pengurus PSSI di kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang dipimpin Menko Polhukam sekaligus Ketua TGIPF Mahfud MD menggelar rapat bersama pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta Pusat pada Selasa (11/10/2022).

Ketika tiba di ruang rapat, Mahfud menyalami Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan serta pengurus PSSI lain yang hadir.

Membuka rapat, Mahfud mengatakan kegiatan itu digelar dalam rangka mendengarkan penjelasan dari PSSI terkait tragedi Kanjuruhan.

"Acara ini adalah acara untuk mendengarkan penjelasan dalam rangka Keppres 19 tahun 2022 tentang Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Kasus Kanjuruhan," kata Mahfud di kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta Pusat pada Selasa (11/10/2022).

Setelah Mahfud membuka rapat, para awak media kemudian dipersilakan keluar ruangan. Rapat TGIF tragedi Kanjuruhan kemudian digelar tertutup sejak pukul 11.40 hingga pukul 15.00 WIB.

Meski tertutup, namun sejumlah cuplikan video pernyataan maupun pertanyaan yang muncul dalam rapat tersebut terekam video Tim Humas Kemenko Polhukam RI yang dibagikan pada Selasa (11/10/2022) malam.

Satu di antaranya dari Anggota TGIPF Kanjuruhan Anton Sanjoyo.

Baca juga: Mahfud MD Sebut TGIPF Kanjuruhan Bakal Analisis Temuannya Mulai Besok

Dalam cuplikan video tersebut, Anton menyinggung tentang sosok security officer yang berada di lapangan.

Namun demikian, kata dia, sosok security officer tersebut tidak bisa memerintahkan kepolisian yang bertugas dalam laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) lalu.

"Dia ada di lapangan, dia security officer yang paling bertanggung jawab. Tapi dia tidak bisa memerintahkan polisi-polisi itu untuk, satu, tidak berseragam, yang kedua untuk tidak membawa gas air mata, apalagi menembakannya," kata Anton dalam keterangan video tersebut.

Baca juga: Mahfud MD: Hasil Investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan Diserahkan ke Presiden Jokowi 14 Oktober

"Bagaimana kita mau mengatakan dia kompeten ada di situ sebagai pertanggung jawaban PSSI? Asosiasi menunjuk national security officer yang kompeten, tidak kompeten Pak? Sebagai bangsa, kan kita malu," sambung dia.

Ia kemudian mengungkapkan keheranannya terkait pertanggungjawaban atas tewasnya 130 orang dalam peristiwa tersebut.

"130 orang mati, yang tanggung jawab Abdul Haris (Ketua Panitia Pelaksana Arema FC yang kemudian ditetapkan tersangka). Yang tanggung jawab Suko (Security Officer Arema FC yang kemudian ditetapkan tersangka). That's embarassing (itu memalukan)," kata Anton.

Potongan pernyataan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam rapat ditampilkan selanjutnya.

Baca juga: Mahfud MD Buka Kemungkinan TGIPF Kanjuruhan Rekomendasikan Terobosan Hukum

Pria yang kerap disapa Iwan Bule tersebut mengatakan berdasarkan hasil investigasi, pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut berjalan normal dari awal sampai selesai.

"Tujuh menit setelah itu baru ada kejadian. Jadi pertandingan sudah selesai sebelumnya sampai wasit meniupkan peluit," kata Iwan.

Selain itu, Exco PSSI Sonhaji  dalam cuplikan video selanjutnya mengatakan bahwa pertandingan antara Arema FC versus Persebaya Surabaya berjalan sesuai dengan regulasi yang ada.

Selain itu, kata dia, perangkat-perangkat pertandingan baik itu panitia pelaksana hingga security officer sudah melakukan kegiatan sesuai dengan aturan yang ada sebelum pertandingan dimulai.

"Dengan melakukan rapat-rapat koordinasi, kemudian rapat pengamanan, kemudian ada technical meeting di dalamnya. Semua dilakukan dengan baik sesuai dengan regulasi yang ada," kata Sonhaji.

Selain itu, ditampilkan juga cuplikan video pernyataan Anggota TGIPF Kanjuruhan Doni Monardo dalam rapat.

Dalam rapat tersebut, Doni mempertanyakan perihal mengapa aparat keamanan dibiarkan membawa perlengkapan yang tidak sesuai dengan Statuta FIFA.

"Demikian juga fungsi kontrol lainnya. Sudah tahu aturan, kenapa dibiarkan aparat keamanan membawa perlengkapan yang tidak sesuai dengan Statuta FIFA? Siapa yang bertanggung jawab? Komite Disiplin PSSI? Atau siapa di bagian PSSI yang harus menjalankan fungsi kontrol?" kata Doni.

Diberitakan sebelumnya di sela-sela rapat, Anggota TGIPF Kanjuruhan yang juga ketua Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mengatakan rapat koordinasi TGIPF bersama PSSI berlangsung seru.

Akmal menyebutkan pihak PSSI dalam rapat turut melontarkan berbagai pandangannya.

Meski demikian jalannya rapat tetap berlangsung kondusif.

“Di dalam seru, masih berjalan. Mereka kan punya pandangan mereka sendiri. Berkas mereka ada tapi kita juga punya, berkas itu kan mereka bawa tapi sebelum mereka bawa kita juga sudah punya,” kata Akmal kepada pewarta saat jeda rapat di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

“Situasi kondusif. Belum ada bantahan. PSSI kan punya aturan jadi PSSI membela aturan itu saja. Sampai sekarang belum ada kesimpulan, apa sih yang mau dilakukan PSSI kedepan, terus PSSI menilai kasus ini seperti apa, itu belum ada kesimpulan kesana,” jelasnya.

Penjelasan-penjelasan dari PSSI membuat jalannya rapat yang seharusnya selesai pada 13.30 WIB dan dilanjutkan rapat dengan Dirut PT LIB serta pihak Indosiar masih terus berlangsung.

Bahkan, Akmal sendiri mengaku dirinya masih belum sempat bertanya hingga rapat di jeda pada pukul 13.30 tadi.

Setidaknya ada tiga pertanyaan yang akan disampaikan kepada PSSI, salah satunya mengenai apakah PSSI akan menghukum dirinya sendiri.

“Di dalam baru yang nanya tiga orang baru Pak Rhenald Kasali, Pak Laode sama Pak Doni Monardo. Saya belum tanya. Tanyanya bergantian,” ujar Akmal.

“Saya akan tanya, PSSI mau menghukum apa dari kasus ini? Siapa saja yang mau dihukum sama PSSI. Dalam konteks football family. Apakah PSSI akan menghukum dirinya sendiri? Nah ini kan menarik,”

“Selama ini yang baru dihukum sama Komdis kan baru Panpel, Security Officer, sama Arema 250 juta. Baru tiga. Nah nanti saya mau tanya itu,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini