News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembunuhan Wanita di Jakarta Timur

Pakar Kriminolog Forensik Sebut Istilah Psikopat Cuma Jadi Pembelaan Rudolf Pelaku Pembunuh Icha

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli Kriminolog Forensik, Reza Indragiri Ameriel tak sepakat penyebutan istilah psikopat terhadap Christian Rudolf Tobing alias R pelaku pembunuhan terhadap AYR alias Icha.

Reza menerangkan, sebab kondisi semacam itu tidak hanya berada pada perilaku atau kepribadian seseorang. Selain itu kondisi tersebut berada pada kerja otak yang dari sananya memang berbeda.

"Karena itu penyebutan istilah-istilah (psikopat) tadi malah seakan memberikan bahan pembelaan diri kepada pelaku," kata Reza dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Minggu (23/10/2022).

Lanjut Reza, ekspresi Rudolf yang tertangkap kamera CCTV terlihat tersenyum seakan tak bersalah dianggap Reza hanya sebagai cara untuk lolos dari jeratan hukum.

Selain itu ekspresi itu juga diisinyalir agar tak mengundang kecurigaan dari orang orang di sekitar Rudolf pada saat membawa jenazah Icha.

"Justru yang terpenting adalah seberapa jauh pelaku bisa lolos dari hukuman akibat ulah korban," kata dia.

Terkait hal ini, Reza juga membayangkan bagaimana nantinya Rudolf meyakini hakim ketika harus mempertanggung jawabkan perbuatanya itu di muka pengadilan.

Ia menyoroti tiga tahap yang mungkin bakal dilakukan Rudolf untuk meyakini hakim pada saat proses peradilan kedepan.

Baca juga: Rudolf Pembunuh Wanita dalam Troli Sempat Cari Jasa Pembunuh Bayaran, Ini Hasil Tes Psikologinya

Tahap pertama, Reza mengatakan bahwa bisa saja Rudolf menjelaskan semata-mata perbuatanya itu karena adanya provokasi eksternal dari pihak korban.

"Tanpa provokasi itu pelaku tidak akan melakukan pembunuhan," sebutnya.

Kemudian pada tahap kedua, tidak ada jeda waktu atau sangat singkat jeda antara provokasi oleh korban dan serangan pelaku terhadap korban.

"Dan tahap ketiga, keseimbangan antara efek perbuatan korban terhadap pelaku dan perbuatan pelaku terhadap korban," pungkasnya. 

Berniat cari jasa pembunuh bayaran

Pelaku pembunuhan wanita yang jasadnya diangkut menggunakan troli di sebuah apartemen di Jakarta, ternyata sempat menelusuri informasi jasa pembunuh bayaran di internet.

Ia berniat ingin menghabisi nyawa temannya yang berinisial H.

Hal tersebut terungkap setelah polisi melakukan pendalaman dengan menggunakan pendekatan psikologis kepada pelaku yang diketahui bernama Christian Rudolf Tobing.

"Pelaku sempat me-searching di internet, dan itu kami temukan di HP pelaku bahwa ia me-searching jasa pembunuh bayaran beserta tarifnya," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Indrawieny Panjiyoga dikutip dari Kompas Tv.

Kendati demikian, pelaku tidak jadi mengunakan jasa pembunuh bayaran lantaran tak sanggup membayar jasanya.

"Kami tanyakan kepada pelaku, kenapa tidak jadi (menggunakan jasa pembunuh bayaran) karena tarifnya terlalu mahal, dan pelaku tidak sanggup," jelas Panjiyoga.

Baca juga: FAKTA Pembunuhan Wanita yang Jasadnya Diangkut di Troli: Motif Sakit Hati, Pelaku Eks Pendeta Muda

Oleh karena itu, pelaku berniat meminta uang kepada seorang perempuan berinisial AYR alias Ica (36).

"Pelaku menyampaikan kepada korban 'kamu akan di bagian (memihak) saya atau di bagian (memihak) saudara H?'."

"Mungkin korban mengatakan ada di bagian (memihak) pelaku, lalu pelaku meminta korban untuk membantunya dengan memberikan sejumlah uang yang digunakan untuk membunuh saudara H (menggunakan pembunuh bayaran)," lanjut Panjiyoga.

Nahas, ternyata yang terjadi malah sebaliknya, perempuan tersebut yang akhirnya dibunuh oleh pelaku.

Detik-detik pelaku pembunuhan wanita yang jasadnya diangkut menggunakan troli di sebuah apartemen di Jakarta, terekam CCTV. (Tangkap Layar Kompas Tv)

Hasil Tes Psikologis

AKBP Panjiyoga juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan tes psikologis kepada pelaku.

Dari tes tersebut, ditemukan hasil bahwa pelaku memiliki trauma masa kecil.

Pasalnya, pelaku mengakui sering dipukuli orang tuanya.

"Hasil tes menyebutkan pelaku memiliki trauma masa kecil, sehingga memiliki emosi yang meledak-ledak."

"Karena di masa kecil pelaku sering sekali dipukuli orang tuanya," sambung Panjiyoga.

Baca juga: DETIK-DETIK Pelaku Pembunuhan Wanita Terekam CCTV, Jasad Diangkut Pakai Troli, Senyum Pelaku Terekam

Motif Sakit Hati

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga menyebut pembunuhan ini sebelumnya telah direncanakan pelaku.

Pelaku Rudolf Tobing sengaja menyewa kamar apartemen dalam kurun waktu satu malam untuk melancarkan aksinya.

Adapun perempuan yang menjadi target pembunuhannya merupakan rekan kerjanya.

Ia mengajak perempuan itu dengan dalih untuk membicarakan pekerjaan. 

"Korban dan pelaku kawan, bisa dibilang sahabat, teman dekat, dan pernah bergabung di suatu komunitas dan sempat siaran bareng," kata Panjiyoga dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: VIDEO Arti Senyuman Rudolf Saat Bawa Jasad Wanita dalam Troli untuk Dibuang ke Kolong Tol Becakayu

Detik-detik pelaku pembunuhan wanita yang jasadnya diangkut menggunakan troli di sebuah apartemen di Jakarta, terekam CCTV. (Tangkap Layar Kompas Tv)

Perempuan tersebut kemudian ia bunuh dengan cara dicekik.

Pelaku kemudian membungkus jasad perempuan malang itu dengan plastik dan membawanya dengan troli.

Jenazah korban kemudian di buang di kolong tol Becakayu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini