TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Organisasi dan Riset bidang Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari mengatakan perguruan tinggi berperan penting dalam pengembangan riset.
BRIN, kata Puji, tidak hanya menggandeng industri dalam pengembangan tetapi juga perguruan tinggi.
"Perguruan tinggi sangat potensial untuk pengembangan riset, terutama di sektor pangan dan energi. Dalam penelitian, kami selalu menggandeng perguruan tinggi,” kata Puji melalui keterangan tertulis, Senin (24/10/2022).
Baca juga: Peneliti BRIN Sebut Pembentukan Dewan Keamanan Nasional Kental Dimensi Militeristik
Sementara itu, Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang ada berkolaborasi dengan BRIN.
Kolaborasi kedua institusi itu untuk membantu penciptaan ketahanan pangan yang memberi manfaat bagi masyarakat.
"Ini penting karena ilmu pengetahuan dan teknologi semakin tumbuh dan berkembang dan tentu sangat berpengaruh terhadap seluruh aspek kultur kehidupan, bagaimana itu bisa dicapai, mulai dari bercocok tanam, memanen, pengolahan, hingga sampai dikonsumsi masyarakat dengan teknologi," jelas Ojat.
Seperti diketahui, UT meluncurkan buku yang merupakan hasil penelitian para dosen sains dan teknologi terkait percepatan inovasi berkelanjutan menuju Masyarakat 5.0.
Buku yang terdiri atas 26 artikel tersebut, mengusung berbagai topik yang sesuai dengan bidang ilmu di FST UT.
Baca juga: Nadiem Minta Universitas Terbuka Lahirkan Inovasi Pembelajaran Sesuai Kebijakan Merdeka Belajar
Dalam kesempatan tersebut, juga diselenggarakan seminar internasional The Second International Seminar of Science and Technology (ISST), yang merupakan rangkaian dari Dies Natalis ke-38 Universitas Terbuka.
ISST 2022 mengambil tema Accelerating Sustainable Innovation towards Sociaty 5.0.
Seminar itu menampilkan pembicara dari berbagai institusi pendidikan kelas dunia yang hadir langsung di UTCC, seperti Prof Song Soo Lim dari Korea University yang membahas praktik baik strategi investasi di Korea Selatan untuk sektor bioindustry ramah lingkungan.
Selain itu, Prof Takuya Sugahara dari Ehime University, Jepang dan Prof Dr Paul JA Kessler dari Leiden University, Belanda.
Dari Indonesia terdapat dua akademisi, yaitu Prof Djoko Santoso Abi Suroso, guru besar ITB, dan Dr Whika Febria Dewitasari, SSi MSi dari Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi.