TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Indonesia Optimis (GIO) optimis Indonesia mampu menghadapi krisis global yang diprediksi terjadi tahun 2023.
Sejumlah tokoh ekonomi memprediksi krisis global akan terjadi tahun depan akibat krisis energi di hampir seluruh belahan dunia.
Belum juga beranjak dari pemulihan Pandemi Covid-19, perang di Ukraina menambah tekanan krisis hingga level yang mengkhawatirkan.
"Situasi sulit ini yang sedang dihadapi Indonesia. Akan tetapi dengan melimpahnya sumberdaya nasional dan komitmen pemangku kebijakan, saya yakin kita akan mampu menghadapi tantangan krisis ini," kata Ketua Umum GIO, Ngasiman Djoyonegoro dalam keterangannya, Rabu (26/10/2022).
GIO adalah satu upaya menjaga semangat Optimisme di kalangan pemuda, khususnya Gen-Z.
Baca juga: Uni Eropa Hadapi Krisis Ekonomi, Warga Kurangi Pengeluaran Kebutuhan Pokok
Di ulang tahun yang ke-4, GIO secara spesifik mengangkat tema "Pemuda Bersatu Bangun Indonesia Maju."
"Pemuda telah mengambil peran sejak zaman pra kemerdekaan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Peran ini yang perlu dijaga keberlanjutannya. GIO menangkap tongkat estafet itu dan meneruskannya kepada generasi berikutnya," kata Simon, panggilan akrab Ngasiman Djoyonegoro.
Gerakan Indonesia Optimis (GIO) terus mengembangkan kiprahnya di kancah nasional.
Baca juga: Akademisi Nilai Indonesia Layak Jadi Rujukan Negara G20 Dalam Mengatasi Krisis Pangan
Pada ulang tahun yang ke-4 ini GIO menyelenggarakan kegiatan merawat optimisme berupa bakti sosial bekerja sama dengan Polri dengan membagikan 1.000 paket sembako kepada masyarakat yang kurang mampu, pembagian doorprize kepada peserta HUT dan warga sekitar kantor di Jalan Tebet Barat VIII Jakarta.
Diharapkan dengan penyelenggaran kegiatan di atas inisiatif kolaborasi antar berbagai elemen bangsa dapat terus dilakukan. Gerakan Indonesia Optimis siap bersinergi dengan seluruh elemen bangsa, bekerja bersama sehingga bangsa kita meraih kemenangan dan kemajuan.
"Kepentingan nasional harus diletakkan di atas segala kepentingan. Saya yakin dengan semangat optimisme, Persatuan, SDM Unggul yang berkarakter Nasionalisme dan penguasaan teknologi adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045," tutup Simon.