"Tapi abang kamu tidak merespon pertanyaan Richard, dia merespon dengan memberikan tembakan, dan beruntungnya Richard bisa menghindar. Lalu Richard mengenai dada abang kamu sehingga abang kamu sempoyongan, tidak karuan, menembak secara brutal, jatuh dan meninggal dunia," sambungnya.
Mendengar hal itu, Reza mengaku sedih dan tak menyangka kakak kandungnya bisa tewas. Lalu, kata Reza, dirinya diminta Benny Ali untuk menemui jenazah kakaknya di RS Polri.
"Pak Benny Ali menceritakan lagi saat ini abang kamu dibawa ke RS Kramat Jati untuk dilaksanakan autopsi. Dan kamu nanti bisa ke RS Kramat Jati juga, melihat abang kamu," pungkasnya.
Kesaksian Ayah Brigadir J dalam Sidang
Ayah almarhum Brigadir J, Samuel Hutabarat, mengatakan setelah pemakaman anaknya, datang 'gerombolan' polisi berpakaian dinas dan preman masuk ke rumah duka.
Samuel menyebut, sejumlah aparat kepolisian dari Propam Polri yang dipimpin Brigjen Hendra Kurniawan tersebut memasuki rumah duka tanpa permisi.
Lantas, mereka langsung menutup gorden jendela serta meminta handphone yang dimiliki anggota keluarga dimatikan.
"Anak-anak beserta keponakan dan adik ipar saya di sebelah, saya di sebelah istirahat. Dengan secara tiba-tiba datang gerombolan ke ruang sebelah ke tempat keponakan, secara tidak ada sopan santun, menggeruduk, masuk pakai sepatu, disuruh tutup gordeng," kata Samuel di PN Jaksel, Selasa (1/11/2022).
"Ini siapa nggak boleh di sini orang lain, harus keluarga inti, HP tidak boleh dihidupin," lanjut Samuel menirukan instruksi aparat kepolisian saat itu.
Kemudian, Samuel menghampiri aparat kepolisian tersebut dan menanyakan maksud serta tujuannya.
"Saya datangi, tanya ada apa, masuk ke rumah orang nggak ada tata krama, katanya, jangan ada yang posting dan sebagainya," kata Samuel.
Menurut Samuel, Brigjen Hendra Kurniawan yang kini merupakan terdakwa dugaan perintangan penyidikan, saat itu mengatakan maksud kedatangan rombongannya adalah untuk menjelaskan kronologi tewasnya Brigadir J.
"Saya lihat gerombolan Pak Hendra datang lagi, Brigjen Hendra dari Propam, Hendra Kurniawan, untuk menjelaskan kronologi katanya. Dari Propam Mabes Polri," ucapnya.
"Pakai pakaian (dinas) lengkap. Saya lihat sepintas ramai. Cukup ramai itu nggak ada yang buka sepatu," lanjut Samuel.
Ketika jaksa menanyakan siapa saja pihak yang berada di rumah duka dan jadi bagian dari rombongan Brigjen Hendra Kurniawan, Samuel menegaskan, untuk lebih pastinya pertanyaan itu bisa ditanyakan langsung ke yang bersangkutan.