"Waktu September kenapa kita tidak melibatkan BPOM karena waktu itu dugaan kita masih ini patologi yaitu Which is bidangnya kita. Belum terpikir bahwa ini penyebabnya adalah obat ya," kata dia.
Namun setelah itu, penyebab penyakit tersebut mulai diketahui yakni berasal dari cemaran zat berbahaya pada obat sirup.
Kemenkes bersinergi dengan BPOM mengeluarkan kebijakan resmi.
"Misalnya Kemenkes ngeluarin surat kemarin itu listnya BPOM, lampirannya itu bu Penny. Cuma surat yang pertama saja tanpa BPOM," ujar mantan wamen BUMN ini.
Lebih jauh secara personal, ia mengaku komunikasi yang terjalin dengan kepala badan BPOM RI Penny K Lukito tak ada ego sektoral.
"Kalau saya dengan bu Penny karena teman seangkatan ngerasa sih baik-baik saja. Mungkin tidak tahu kalau teman-teman di luar atau wartawan kemudian melihat itu tidak baik," ucapnya.
Sebelumnya, anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani menyoroti hubungan Kementerian Kesehatan dan BPOM buntut kasus gangguan ginjal akut pada anak ini.
Menurut dia, pernyataan berbeda sempat ditunjukan kedua institusi pemerintah itu dan berujung gaduh di publik.
"Menurut saya komunikasi antara BPOM dan Kemenkes itu buruk karena pernyataan BPOM dan Kemenkes ini bertolak belakang," beber politikus Nasdem itu.(Tribun Network/igm/rin/mat/wly)