News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Kesaksian Sopir Ambulans di Sidang Bharada E, Lihat Jenazah Yosua Penuh Darah, Wajah Ditutup Masker

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sopir ambulans Ahmad Syahrul Ramadhan (kiri) dan kondisi jasad Brigadir J tergeletak di rumah dinas Ferdy Sambo (kanan).

Dengan menggunakan sarung tangan karet, ia pun mengecek nadi di tangan kiri Brigadir Yosua. Namun denyut nadi sudah tak bisa dirasakan lagi.

"Saya disuruh salah satu anggota untuk cek nadinya. Saya cek nadi di leher dan tangan memang tidak ada Yang Mulia," imbuhnya.

Usai memastikan nadi Brigadir J sudah tidak ada, Ahmad bergegas mengambil kantong jenazah.

"Saya bilang izin pak sudah tidak ada. Lalu dibilang 'pasti mas?' Pasti pak. Lalu, dicek kembali sama bapak-bapak di lokasi lalu 'ya sudah mas minta tolong dibantu evakuasi', terus saya bilang izin pak saya ambil kantong jenazah," ujarnya.

Setelah itu Ahmad mengambil kantong jenazah di mobil ambulansnya.

Di sana ia ditanya polisi karena kantong jenazah yang dia bawa bertuliskan Korlantas Polri.

"Saya ditanya di kantong jenazah ada tulisan Korlantas Polri yang mulia, nah saya jelaskan izin pak saya sering tangani kecelakaan dari Satlantas Jakarta Timur, saya membantu untuk mengevakuasi kecelakaan atau TKP.

Oh iya iya, dari Satlantas Jakarta Timur, ya udah tolong dibantu," ucapnya.

Singkat cerita Ahmad memasukan jenazah Brigadir Yosua dengan dibantu tiga sampai empat orang.

Namun kaki jenazah harus dilepit oleh Syahrul karena tidak muat masuk ke dalam kantong jenazah.

"Lalu dimasukkan itu jenazah, karena kakinya terlalu panjang enggak muat di kantong jenazah saya, saya lepit kakinya sedikit Yang Mulia Biar supaya bisa masuk ke kantong jenazah. Lalu saya lepit, udah masuk ke kantong saya resleting lalu saya tarik sedikit kantongnya diangkat lalu saya ambil tandu yang saya bawa," ucapnya.

Ahmad kemudian mengevakuasi jenazah Brigadir Yosua ke Rumah Sakit (RS) Polri. Setibanya di RS Polri, Ahmad malah diarahkan petugas kepolisian untuk membawa jenazah Yosua ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Padahal, menurutnya, seharusnya jenazah langsung dibawa ke kamar jenazah/ruang forensik.

"Pas di RS enggak langsung ke forensik ke kamar jenazah, tapi ke IGD. Saya bertanya pak izin kok IGD dulu, biasanya kalau saya langsung ke kamar jenazah, forensik. 'Oh, saya juga enggak tahu mas ikuti perintah aja.' Oh baik," tutur Ahmad.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini