Karena itulah, melalui Konferensi Internasional bertajuk 'Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspectives', Megawati mengajak negara-negara Non-Blok untuk memperkuat gerak solidaritas antar bangsa.
Pasalnya, lanjut Megawati, melalui gerakam solidaritas antar bangsa Non-Blok bisa mewujudkan dunia yang damai.
"Mau ke mana sih kapal kita ini? Kita itu bukan Indonesia saja lho. Kalau itu sebuah kapal, Bung Karno sampai bicara leidstar, bintang penerang. Itu kan sebetulnya tujuan, kan bintang nggak pindah, di sana saja," kata Megawati.
Baca juga: KSP Angkat Bicara Soal Adu Domba: Hubungan Jokowi dan Megawati Seperti Ibu dan Anak
"Kita kobarkan kembali spirit Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, dan Konferensi Trikontinental, untuk bisa mengupayakan, mewujudkan perdamaian abadi. Jangan pernah lelah berjuang, terus tiada henti-hentinya menyuarakan stop perang, pelucutan senjata masal," jelas Megawati.
Dasa Sila Bandung Jadi 'Piagam Kemerdekaan'
Dalam kesempatan itu pula, Megawati mengulas soal sejarah gerakan solidaritas bangsa-bangsa Asia-Afrika yang menyatu untuk memperjuangkan kemerdekaan dari kolonialisme dan imperialisme.
Dimana, mereka berkumpul dengan satu tekad, untuk mewujudkan perdamaian dunia yang saat itu terancam oleh Perang Dingin.
Megawati menyebut jika Konferensi Asia Afrika (KAA) dengan Dasa Sila Bandung, tidak hanya meletakkan prinsip non intervensi atas kedaulatan bangsa lain.
Namun, Dasa Sila Bandung telah menjadi 'Piagam Kemerdekaan' bagi bangsa-bangsa yang berjuang melepaskan diri dari penjajahan.
"Maroko, Tunisia, Sudan, tadi saya sedikit cerita Aljazair adalah sedikit contoh negara-negara yang kemudian merdeka," kata Megawati.
Baca juga: KSP Angkat Bicara Soal Adu Domba: Hubungan Jokowi-Megawati Seperti Ibu dan Anak
"Bangsa-bangsa yang baru merdeka tersebut benar-benar digerakkan oleh suatu tekad agar 'penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan'," sambungnya.
Megawati lalu menceritakan soal sejarah selanjutnya yang mencatat, bagaimana Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non-Blok menjadi satu napas perjuangan umat manusia bagi tata dunia baru.
Yakni, mengedepankan penghormatan terhadap kemerdekaan, kesetaraan antar bangsa, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan bagi terwujudnya perdamaian dunia.
"Karena itulah tidak berlebihan sekiranya saya mengatakan, bahwa Konferensi Asia-Afrika telah menjadi dasar dan ruh, bagi terbangunnya solidaritas antar bangsa dan Gerakan Non-Blok menjadi wadah, menjadi gerakan pembebasan bangsa-bangsa dari himpitan perang dunia dan penjajahan yang masih berjalan pada waktu itu," terangnya.