TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ismail Bolong kini tuai sorotan setelah disebut memberikan uang setoran gratifikasi soal tambang ilegal di Kalimantan pada Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto.
Meski telah meluruskan video pengakuannya dibuat karena ada intimidasi dari Brigjen Hendra Kurniawan.
Bahkan sampai minta maaf pada Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto, pengakuannya soal tambang ilegal tetap jadi perbincangan.
Sejumlah pihak bersuara soal pengakuan Ismail Bolong, mulai dari eks Kabareskrim, Kompolnas, IPW hingga pakar hukum.
Tribunnews.com merangkum respons sejumlah pihak tersebut:
Soal Isu Tambang Ilegal, Eks Kabareskrim Polri Ito Sumardi: Perlu Ketegasan Kapolri
Mantan Kabareskrim, Komjen Pol (purn) Ito Sumardi meminta Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo tegas dalam menangani isu setoran tambang ilegal di tubuh Polri.
Sebelumnya, video pengakuan mantan anggota Polri Ismail Bolong ramai diperbincangkan.
Ismail Bolong menyeret nama Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto terkait hasil tambang ilegal di Kalimantan Timur miliknya.
Namun ia mencabut pernyataannya soal setoran ke Kabareskrim dan meminta maaf ke Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
"Ini perlu didalami kemudian dibuktikan fakta-faktanya."
"Kita semua tahu semua tergantung pada pimpinan Polri, ketegasan Kapolri saat ini betul-betul perlu," kata Ito, Senin (7/11/2022) dikutip dari youTube KompasTv.
Beredarnya isu ini, menurut Ito, karena ada pihak ketiga yang ingin memperkeruh dan menjatuhkan citra Polri.
Ito juga mengaku, isu yang menyenggol perwira tinggi Polri sudah kerap terjadi saat dirinya menjabat sebagai Kepala Bareskrim Polri dulu.