News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muktamar Muhammadiyah

5 Fakta Pembukaan Muktamar Muhammadiyah Solo: Dihadiri Jokowi, Atraksi Pesawat hingga Terjun Payung

Penulis: Rifqah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 berlangsung di Stadion Manahan, Solo pada Sabtu (19/11/2022) hari ini. Berikut lima fakta pembukaan Muktamar Muhammadiyah 2022 di Solo.

Tarian ini diikuti 300 penari dari 7 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) atau Perguruan Tinggi Akademik (PTA).

4. Pertunjukan Pesawat Microlight

Dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah di Solo, terdapat atraksi Pesawat Microlight.

Atraksi udara ini dipersembahkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Biru Flyers Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang menerbangkan tiga pesawat.

Pesawat yang melakukan flypass di atas Stadion Manahan tersebut bertuliskan Center of Excellent UMM, dengan Awak Pesawat Kapten Tommy Harditya dan Kolonel Chairuman MM.

Selanjutnya diiringi dengan Pesawat Microlight yang membawa banner bertuliskan Selamat Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48, dengan Kapten Parsetyo.

Disusul oleh Pesawat Microlight kedua yang membawa banner bertuliskan Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta yang merupakan tema besar muktamar 2022, dengan Awak Kapten Faslan.

5. Atraksi Terjun Payung

Atraksi ini dimeriahkan oleh dukungan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang bekerja sama dengan Tim Penerjun Brimob serta TNI.

Para penerjun membawa 10 bendera ortom, foto KH Ahmad Dahlan, dan Nyai Walidah.

Sebagai informasi, Solo dijadikan sebagai tempat terselenggaranya Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 karena memilki beberapa alasan.

Pertama, Solo memiliki sejarah panjang yang kuat menjadi kawasan pergerakan Islam dan juga pusat pergerakan Muhammadiyah yang digawangi tokoh-tokoh Muhammadiyah.

Alasan kedua, yakni karena Solo pernah menyelenggarakan Muktamar sebanyak dua kali pada tahun 1929 pasca kepemimpinan K.H Ahmad Dahlan dan 1985 pasca kepemimpinan Presiden Soeharto.

(Tribunnews.com/Rifqah) (Kompas.com/Fristin Intan S) (TribunSolo.com/Eka Fitriani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini