Namun harus diutarakan agar plong beban sekarang yang dirasakan.. Apalagi air mata masih belum kering..
Sebelumnya, setelah kami mengikuti acara PKBM di Sarongge. Kami bersama 2 mobil angkot pulang menuju sekolah, SD Khoiru Ummah Cianjur.
Di satu angkot, ana di depan, dengan rombongan santri putri penghafal Qur'an dan ustadzahnya. Semuanya 17 orang.
Ketika di daerah dekat warung sate Shinta Cugenang. Kami dikejutkan dengan longsor di depan mata kami beberapa meter.
Untungnya, sopir sigap dan membanting mobil ke arah kanan parkiran dekat warung sate.
Sehingga, kami selamat.
Namun, kami lihat ke lawan arah..
SubhanaAllah, ternyata longsor lebih besar sudah kami lewati di belakang.
Sehingga kami ada diantara dua longsor.
SubhanaAllah, bukit yang ditengah tidak terjadi longsor sehingga kami selamat, walaupun gempa susulan terjadi.
Kami keluar angkot, sambil dzikir, bingung bagaimana keluar dari dua longsor ini.
Apalagi ada tanggung jawab ana membawa 15 santri dan 1 ustadzah selamat.
Akhirnya, kami menunggu dan agak menjauh dari bukit, namun tidak bisa jauh karenan ada lereng.
Artinya kami dihimpit oleh 2 longsor, bukit dan lereng.