Lanjut Yani, sang cucu sempat tinggal di tenda pengungsian bersama dirinya.
Ia pun mengungkapkan, cucunya tersebut kerap menangis saat terjadi gempa susulan di lokasi pengungsian, akibat trauma gempa pertama yang membuatnya terluka.
"Iya kan masih sering gempa ya sampai sekarang. Nah itu setiap gempa cucu saya nangis," imbuhnya.
"Pokoknya kalau goyang sedikit langsung panik, nangis jerit-jerit cucu saya. Ya namanya trauma ya apalagi masih umur tiga tahun. Saya sedih banget," timpal Yani berlinang air mata.
Buntutnya, Yani mau tak mau harus membawa cucunya tersebut ke ibu kandungnya.
Sementara Yani, tetap bertahan di tenda pengungsian bersama suami dan puluhan warga lainnya.
"Akhirnya dibawa ibunya ke Cianjur Kota, kasihan kalau di sini terus kan. Sudah mulai banyak yang sakit juga pada panas pengungsi lainnya," pungkasnya.
Update gempa bumi di Cianjur
Sebanyak 323 jiwa orang dilaporkan meninggal dunia setelah gempa Cianjur, Jawa Barat, yang terjadi pada Senin (21/11/2022) pekan lalu.
Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 itu, juga mengakibatkan 108 orang mengalami luka berat dan ratusan ribu warga mengungsi per Senin (28/11/2022) sore.
Hal tersebut, disampaikan Bupati Cianjur, Herman Suherman, ketika mengumumkan perkembangan terbaru jumlah korban akibat gempa Cianjur, Jawa Barat pada Senin, kemarin.
Bupati Cianjur mengungkapkan, Tim Basarnas berhasil menemukan dua korban gempa Cianjur yang tertimbun tanah di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
"Sehingga meninggal dunia sudah tercatat 323 jiwa, artian penambahan hari ini, Senin, tanggal 28 bulan 11, dua jiwa," ucapnya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (29/11/2022).
Terkait korban hilang, lanjut Herman Suherman, masih ada sembilan korban lagi yang belum ditemukan.
Baca juga: 3 Titik Relokasi Warga Terdampak Gempa Disiapkan Pemkab Cianjur, Ada di Cilaku, Mande, dan Pacet