Langkah penertiban berikutnya diberlakukanlah peraturan, setiap prajurit -- terutama yang merokok -- wajib membawa bekas kaleng semir. Selesai merokok, matikan dan simpan puntungnya di kaleng semir, untuk nanti dibuang di tempat sampah.
Apakah persoalan puntung rokok selesai? Tidak! Dalam inspeksi rutin, Doni masih menemukan puntung rokok di jalanan.
Seketika Doni memerintahkan prajurit yang mendampinginya untuk memungut dan memakannya. Padahal, mungkin bukan dia yang membuang puntung rokok itu.
Seisi Brigade “gempar” oleh kabar komandan menghukum dengan menyuruh prajurit memakan puntung rokok yang dibuang sembarangan. Tidak butuh waktu lama, prajurit perokok selalu mengantongi kaleng semir. Area brigif semakin bersih.
Kasbrig Letkol Inf AM Putranto saat itu bahkan pernah “men-challenge” rombongan tamu dari pusat, apakah itu dari Kostrad, Mabesad, atau Mabes TNI. Kalau ada yang menemukan puntung rokok, disediakan uang lima-ratus-ribu rupiah. Dan Kas Brigif tidak pernah mengeluarkan uang itu, karena memang sudah tidak ada lagi puntung rokok terbuang sembarangan.
Harley ke Trembesi
Problem berikut di mata Doni Monardo adalah ketandusan dan kegersangan. Di sinilah “tangan Tuhan” bekerja.
Seseorang memperkenalkan Doni Monardo dengan bankir Makassar yang sangat kesohor, Andi Tenri “Onny” Gappa.
Namanya lekat dengan Bank Panin. Onny Gappa juga dipercaya menjadi Ketua Perhimpunan Perbankan Nasional (Perbanas) Sulsel dua dekada, 90-an dan 2000-an. Padahal Andi Onny bukan berlatar belakang akuntan, ekonom, atau manajemen. Dia adalah insinyur animal husbandry, peternakan, dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Onny yang juga keponakan mantan Panglima ABRI Jenderal M Jusuf itu, hingga akhir hayatnya dipercaya sebagai Area Manager Panin Bank KTI.
Onny meninggal dunia di rumah sakit Mount Elizabeth Singapura, Jumat 10 Oktober 2014, setelah menjalani operasi dua hari sebelumnya.
Almarhum Onny Gappa yang merupakan menantu mendiang tokoh Sulsel Andi Mattalatta itu dikenal dengan sifatnya yang humble dan gemar membantu. Wadah “Panin Peduli” menjadi kepanjangan tangan sifat kedermawanan Onny.
Di mata sahabat dan orang-orang dekat, ia punya dua hobby. Pertama moge Harley Davidson. Kedua, menanam pohon. Bahkan di mana pun Onny Gappa beraktivitas, nyaris tak pernah lepas pernyataan ini, “Siapa saja yang butuh bibit pohon silahkan datang ke rumah saya."
Di rumahnya Jl Hertasning Raya, Makassar memang laiknya hutan. Garasi mobilnya, diisi kantung bibit tanaman keras.