Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ahli Poligraf dari Polri, Aji Febrianto Ar-Rosyid mengatakan, hasil poligraf terdakwa Kuat Maruf, terindikasi berbohong saat diajukan pertanyaan perihal apakah ia melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir Yosua.
Aji mengatakan, pihaknya mengajukan dua kali pertanyaan kepada Kuat dengan isu berbeda.
Untuk, pertanyaan kedua kepada terdakwa Kuat yang diperiksa pada 9 September 2022, yaitu apakah kamu melihat Pak Ferdy Sambo menembak Yosua.
"Jawabanya saudara Kuat tidak. Hasil tes, berbohong," ungkapnya dikutip dari live Kompas TV, Rabu (14/12/2022).
Sementara pada pertanyaan pertama Kuat terindikasi jujur.
"Jadi saudara Kuat Ma'ruf, kita laLukan pemeriksaan dengan isu yang berbeda, pertanyaan pertama, jujur," ucap Aji
Adapun pertanyaan pertama untuk Kuat, lanjut Aji, 'apakah kamu mempergoki persetubuhan Ibu Putri dengan Yosua?'.
Aji menjelaskan, Kuat jujur, jawabannya tidak mempergoki atau tidak melihat hal tersebut.
93 Persen Akurat
Diketahui, tes poligraf untuk mendeteksi seseorang jujur atau bohong memiliki akurasi 93 persen.
Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terungkap bahwa tak hanya Kuat, hasil poligraf Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi juga teridentifikasi berbohong.
Mulanya, Ketua Majelis Hakim, Iman Wahyu Santoso menanyakan Aji soal apa itu Poligraf.
Baca juga: Hasil Poligraf Bharada E-Ricky Rizal Jujur, Ferdy Sambo-Putri Bohong, Kuat Maruf Jujur dan Bohong
“Poligraf adalah aktivitas pemeriksaan dengan menggunakan alat poligraf tuk menentukan seseorang itu apakah teridentifikasi bohong atau jujur yang mulia,” kata Aji.
“Apakah poligraf ini mempunyai ketepatannya berapa persen?”
“Sesuai jurnal yang dikeluarkan Asosiasi Poligraf Amerika, tuk teknik yang kita gunakan, yaitu Tahiat City memiliki keakuratan di atas 93 persen,” ujar Aji.