Sederhananya, kurangnya sinar matahari pasti dapat mengurangi waktu istirahat.
Semua orang pernah mendengar tentang musim dingin yang sedih.
Tetapi ada ilmu nyata di balik mengapa sepanjang tahun ini sering merasa kecewa.
Sepanjang tahun ini, kadar serotonin otak neurotransmiter atau "merasa-baik" yang diproduksi tubuh kita sebagian besar dipengaruhi oleh jumlah paparan yang dapatkan di siang hari.
Jadi, ketika hari-hari mulai semakin singkat, dan jumlah sinar matahari terbatas.
Kadar serotonin bisa turun, hingga menyebabkan merasa sedikit murung dan melankolis.
Baca juga: Benarkah Tak Boleh Keluar Rumah pada 21 Desember karena Ada Fenomena Solstis? Ini Faktanya
Penyebab terjadinya fenomena Solstis
Terjadinya Solstis bermula ketika sumbu rotasi Bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika.
Ketika Bumi berotasi, sekaligus mengorbit matahari.
Sehingga terkadang Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara condong ke Matahari.
Sementara Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan menjauhi Matahari.
Kondisi tersebut terjadi saat Solstis di bulan Juni, atau disebut juga Solstis Juni.
Sebaliknya, terkadang Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan condong ke Matahari.
Sementara Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara menjauhi Matahari.